Pengikut

Tramadol dan Therapi Neurophatic Pain


Kalbe.co.id - Nyeri neuropatik yang disebabkan oleh berbagai gangguan pada saraf perifer dan sentral, merupakan masalah yang kompleks akibat derajat keparahannya, kronisitasnya dan resistansinya terhadap obat analgesik sederhana. Nyeri neuropatik mengenai 2-3% dari populasi, membutuhkan biaya pengobatan yang mahal dan sangat menyulitkan bagi individu yang mengalaminya.


Diagnosis nyeri neuropatik terutama berdasarkan pada anamnesa (misalnya, kualitas nyeri yang khas dan gangguan yang mendasari timbulnya nyeri) dan hasil pemeriksaan fisik (misalnya pola kelainan sensorik); namun, beberapa pemeriksaan terkadang dapat membantu penegakkan diagnosis nyeri neuropatik. Terdapat beberapa mekanisme patofisiologi terjadinya nyeri neuropatik, yaitu: upregulasi sodium dan calcium channel, hipereksitabilitas spinal, descending facilitation dan interaksi sistem saraf simpatis-somatis yang abnormal.

Penanganan nyeri neuropatik biasanya hanya bersifat paliatif dan termasuk diantaranya adalah: terapi non farmakologik konvensional, obat-obatan dan intervensi yang lebih invasif (misalnya stimulasi medulla spinalis). Terapi per individu memerlukan pertimbangan terhadap dampak fungsional dari nyeri neuropatik (misalnya depresi, disabilitas), evaluasi berkelanjutan, riwayat pendidikan pasien, reassurance dan rujukan ke dokter spesialis.

Berikut ini studi terbaru mengenai penggunaan tramadol untuk penanganan nyeri neuropatik akibat trauma medulla spinalis.

Tujuan: untuk mengetahui efikasi dan keamanan tramadol dalam penanganan nyeri neuropatik setelah trauma pada medulla spinalis.

Metode:

* Merupakan studi dengan pembanding plasebo, tersamar ganda dan acak yang melibatkan 36 pasien dengan trauma medulla spinalis dan nyeri neuropatik.
* 35 pasien dimasukkan dalam analisa intention-to-treat berdasarkan pada seluruh pasien setidaknya mendapatkan 1 dosis dari obat yang diuji.
* Pada populasi intention-to-treat, 23 pasien secara acak mendapatkan tramadol 50 mg, 3 x/hari dan 12 pasien mendapatkan plasebo 1 tablet, 3 x/hari selama 4 minggu.

Hasil:

* 4 minggu setelah diberikan terapi, derajat nyeri menurun pada kelompok tramadol dibandingkan dengan plasebo. Skor keparahan nyeri Multidimensional Pain Inventory juga mengalami penurunan pada kelompok tramadol.
* Tidak terdapat perbedaan dampak nyeri yang dialami pada kedua kelompok.
* Efek samping yang menyebabkan penghentian terapi terjadi pada kelompok tramadol sebesar 43% dan 17% pada kelompok plasebo.

Kesimpulan: tramadol dapat digunakan pada nyeri neuropatik pasca trauma medulla spinalis setelah penggunaan gabapentin/pregabalin, dimana antidepresan trisiklik tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pemberian tramadol harus dititrasi secara bertahap dan berdasarkan respon masing-masing individu, untuk meminimalkan risiko timbulnya efek samping.

www.kalbe.co.id

Baca Selengkapnya...