Pengikut

Download Gratis Kumpulan Soal UKDI

Buat Kamu-kamu yang mau ikut ujian kompetensi, pasti pada berburu soal2 UKDI iya kan??? tenang... saya akan berbagi soal ukdi buanyak banget...lebih dari 1000 soal UKDI, tentunya buat kamu semua yang membutuhkannya...gratis lagi!! nih di bawah ini kamu tinggal download aja dalam bentuk pdf nya, oke..

  • Download Disini"


  • Selamat Belajar...........semoga kita semua lulus UKDI, amiiin....good luck!!!

    Baca Selengkapnya...

    Simposium PIT Paru

    Simposium PIT Paru 2008
    Malang, 1-2 November 2008

    Kalbe.co.id - Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, PDPI Cabang Malang dan RSU dr. Saiful Anwar Malang mengadakan simposium dan workshop (PIT Paru 2008) yang berlangsung pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 November 2008. Hadir dalam kegiatan simposium tersebut sebanyak ± 200 peserta, yang sebagian dari kalangan dokter spesialis paru dan PPDS paru dan sebagian lagi adalah dokter umum kebanyakan dari puskesmas. (Surabaya, Malang dan sekitarnya, serta ada yang dari Jakarta dan Kalimantan). Simposium hari pertama dibuka dengan beberapa kata sambutan dari ketua panitia, ketua PDPI cabang Malang dekan FK Universitas Brawijaya dan direktur RSU dr. Saiful Anwar Malang. Dalam simposium tersebut dibagi menjadi 3 sesi.


    Sesi pertama : Lung Cancer Symposia
    Pada sesi pertama ini topik yang dibicarakan antara lain :
    Terapi Paliatif Ca Paru oleh Dr. Nunuk Sri Muktiati SpP(K).Tujuan terapi paliatif ini adalah meningkatkan kualitas hidup penderita kanker paru sebaik mungkin. Beliau mengatakan terapi paliatif tersebut meliputi medikamentosa, radioterapi, kemoterapi, fisioterapi dan psikososial.
    Terapi Paliatif batuk:
    Bila infeksi beri antibiotik, supresan batuk, ekspektoran dan fisioterapi
    Bila akibat penyakit bersama (Asma/PPOK): beri bronkodilator, kortikosteroid dan fisioterapi
    Bila Obstruksi saluran nafas oleh karena keganasan: beri kortikosteroid, supresan batuk, nebulasi anestesi lokal, fisioterapi
    Bila batuk disertai dengan darah, harus selalu curiga patologi. Penanganannya pemberian supresan batuk, obat hemostatika, radiasi eksternal, kemoterapi.
    Terapi paliatif sesak nafas:

    Etiologi sesak pada pasien Ca Paru adalah :
    Kanker parunya sendiri
    Penyakit yang bersamaan (asma/PPOK, anemia)
    Superimosed/komplikasi (infeksi, atelektase, efusi)
    Iatrogenik (radiasi, kemoterapi)

    Yang harus diperhatikan: atasi penyebab sesak seperti efusi, jangan menambah beban baru seperti psikososial dan finansial, dan melakukan pengkajian apakah tindakan sepadan dengan pengorbanan pasien (harapan hidup, finansial dan psikososial)
    Penanganannya:
    Onkologi: radiologi dan kemoterapi
    Farmakoterapi : bronkodilator, kortikosteroid, respiratori simultan (progesteron sintetik), respiratori sedatif.
    Terapi oksigen
    Fisioterapi : perkusi dada, posturnal drainase, mukolitik, ekspektoran, hidrasi minum air.
    Penanganan khusus: endobronkial, stenting saluran nafas, brachi terapi.

    Terapi paliatif nyeri:Diberikan obat analgesik non opioid (asetaminofen, aspirin, ibuprofen) dan terapi adjuvan
    Kemoterapi paliatif:Tujuannya mengecilkan tumor dan mempengaruhi pelepasan zat sitokin oleh tumor.Kemoterapi pada penderita kanker paru oleh Prof. DR. Dr. Benjamin PM SpP(K)Kemoterapi pada kanker paru, bisa bermanfaat pada 90% kasus kanker paru, baik sebagai kemoterapi induksi, neo-adjuvan, adjuvan, 1st line, maupun 2nd line atau lebih. Tidak bisa dipungkiri kenyataan bahwa pada saat ini kemoterapi tidak bisa menjanjikan kesembuhan dan pada fase lanjut hanya mampu memperpanjang median survival sekitar 4 bulan, namun dibanding perawatan suportif terbaik (best supportive care), masih lebih baik dalam kontrol gejala dan survival yang bisa dinikmati penderita (meaningful survival). Didasari evidence based medicine ACCP 2003 dan panduan kanker paru PDPI, maka regimen kemoterapi yang dianjurkan adalah doublet, dimana satu komponennya merupakan senyawa platinum, sejumlah 3-4 siklus, dengan persyaratan skor ECOG masih 0-1, pada skor 2 dipertimbangkan berdasarkan kasusnya. Walau otonomi penderita harus dihormati, namun tidak berarti bahwa pertimbangan medik dapat dikesampingkan. Pertimbangan medik, yaitu diagnosis histo-patologik yang pasti, skor ECOG yang memadai, penurunan berat badan tidak melebihi 10%, wajib dipatuhi sebagai pra-syarat kemoterapi.
    Sesi kedua : Update in pulmonary infections

    Meningitis tuberculosis oleh Dr. B. Rianawati Sp.S,
    Meningitis subakut/kronis merupakan meningitis dimana onset penyakitnya lebih dari 4 minggu, dapat juga sekitar 2-8 minggu. Diantara penyebab yang paling sering adalah Mycobacterium Tuberculosa.
    Onset penyakitnya terselubung serta progresif. Fokus infeksinya berada di organ lain seperti paru-paru yang kemudian menyebar ke kelenjar regional dan duktus thorasikus kemudian masuk kedalam sirkulasi darah yang akan mencapai susunan saraf pusat.
    Gejala Klinis
    Fase I : Onset penyakit terselubung, bertahap serta progresif. Gejala berupa subfebris, kelesuan, iritabilitas, menurunnya selera makan serta mual dan sakit kepala ringan
    Faase II : Tanda rangsangan meningen (kaku kuduk, kernig, brudzinski), kelainan saraf otak (III, VI) dan kadang hemiparese, Arteritis, Eksudat yang menekan pedunkulus serebri, Hidrosepalus
    Fase III : Tanda-tanda fase II, tanda neurologi fokal, konvulsi, kesadaran menurunFase IV : Tanda-tanda fase III, koma, shock Fase-fase tersebut bisa mempengaruhi prognosis
    Fase III dan IV bila sembuh dapat mengalami cacat .
    Penatalaksanaan:Secara garis besar dibagi menjadi
    1. Pengobatan Umum.
    2. Pengobatan Spesifik:Pada Meningitis Tuberkulosis dipakai 4 kombinasi tuberkulostatik yang dapat menembus BBB.
    INH, dosis 400 mg/hr.
    PYRAZINAMID, dosis15 – 30 mg/kgBB/hr.
    Obat 1 dan 2 ini mudah menembus BBB, baik pada meningitis maupun orang normal
    STREPTOMYCIN, dosis1 gr / hr (i.m)
    RIFAMPISIN dosisi 15 mg/kg/hr.
    Isoniazid membunuh paling banyak bacillus yang bereplikasi secara cepat dalam 2 minggu terapi, dengan beberapa bantuan tambahan dari streptomicyn dan ethambutol. Setelahnya rifampisin dan pirazinamid menjadi penting karena mereka mensterilkan lesi yang dibunuh oleh organisme. Kedua Obat ini penting dalam keberhasilan terapi 6 bulan. Rifampisin membunuh yang berada pada tempat hostile untuk penetrasi dan aksi dari obat lainPenggunaan kortikosteroid tambahan telah menjadi kontroversial sejak disarankan untuk manajemen meningitis tuberculosis (MT) lebih dari 50 tahun yang lalu. Diperkirakan kortikosteroid mengurangi inflamasi CSF yang merupakan komplikasi neurologis dan mempengaruhi waktu penyembuhan.Sebuah studi menunjukkan bahwa semua pasien dengan MT yg tidak terinfeksi HIV seharusnya diberi dexamethasone, tanpa melihat usia dan tingkat keparahan penyakit. Bagaimanapun juga, ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab Pemberian kortikosteroid apabila didapatkan keadaan :
    Penderita dalam keadaan shock
    Ada tanda tanda kenaikan TIK
    Ada tanda tanda araknoiditis.
    Timbul tanda tanda neurologis yang progresif

    Pleural Effusion Tuberculosis oleh Dr. Henny Chandrawati Mkes, SpP.
    Efusi Pleura Tuberkulosis dapat terjadi sebagai manifestasi dari tuberkulosis primer atau dari reaktivasi tuberkulosis. Berbagai penelitian untuk menegakkan diagnosis mulai dari yang klasik hingga yang saat ini tengah dalam tahap penelitian maupun resistensi antimikrobial pada pengobatan terus menjadi perdebatan. Efusi Pleura Tuberkulosis dilaporkan sebagai penyebab tersering kedua dari tuberkulosis ekstra paru setelah limfadenitis tuberkulosis, yang berkisar sekitar 31%.
    Pemeriksaan penunjuang untuk menegakkan adanya efusi pleura karena TB adalah dengan:
    1. Tuberkulin skin test
    2. Analisi cairan pleura
    3. Sdenosis de aminase
    4. Interferon gamma
    5. Polymerase chain reaction
    6. Tes kimia lainnya
    7. Hapusan dan kultur sputum atau cairan pleura
    8. Biopsi pleura.

    Penatalaksanaannya yaitu dengan OAT, kortikosteroid ataupun pembedahan.
    Selanjutnya hari kedua, dilaksanakan workshop dengan 2 pilihan tema : terapi inhalasi dan penatalaksanaan tuberkulosis.
    Workshop: PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS
    Diagnosis dan Penatalaksanaan Penderita Tuberkulosis Paru Dewasa oleh dr. Teguh Rahayu Sartono Sp.P(K)Jumlah penderita tuberkulosis paru baru di Indonesia adalah 582.000/tahun dan angka kematian akibat tuberkulosis paru di Indonesia adalah 140.000/tahun. Beberapa masalah dalam penanganan kasus Tb adalah:
    Masih banyak tenaga medis atau pusat pelayanan kesehatan yang tidak melaksanakan terapi Tb secara kombinasi, kontinyu, dan terapi jangka panjang.
    Adanya penyakit penyerta seperti DM, malnutrisi, hepatitis akibat penggunaan obat, gangguan fungsi ginjal.
    Terjadi komplikasi sebagai efek samping penggunaan obat OAT.
    Komplikasi dari Tb yaitu batuk darah, efusi pleura, dan pneumotorak
    TB ekstra pulmonar
    Infeksi HIV-AIDS
    Terjadinya MDR TB
    Terapi kausatif TB berdasarkan program DOTS adalah:
    Kategori I : 2 RHEZ / 4RH (4R3H3)
    Yang termasuk didalamnya: kasus baru, BTA (+), foto torak: lesi berat, TB ekstra paru berat.
    Kategori II: 2 RHEZ / RHEZS / 5 RH (5R3H3)
    Termasuk di dalamnya: gagal terapi, DO, after default
    Kategori III: 2 RHZ / 4 RH (4R3H3)
    Termasuk di dalamnya: BTA (-), foto torak lesi ringan, TB ekstra paru ringan (KGB, kulit)
    Kategori IV : OAT lini ke 2 + OAT masih sensitif
    Terapi kausatif untuk penderita TB khusus:
    Ibu hamil : regimen sama tanpa S
    Ibu menyusui : regimen sama
    Penderita HIV : regimen sama
    TB + hepatitis akut :
    ZRH : hepatotoksik, stop obat
    OAT ditunda sampai hepatitis membaik atau diberi 3 SE / 6RH
    Gangguan Hepar kronis
    SGOT, SGPT meningkat > 3 kali : OAT stop
    SGOT, SGPT meningkat <>
    Gangguan ginjal
    2 RHZ / 6 RH tanpa SE
    TB + DM
    2RHEZ / 4 RH , E hati-hati
    Regulasi gula : diet, insulin

    Standard International untuk Pelayanan Tuberkulosis (ISTC) oleh dr Yani F Sugiri
    Beliau memperkenalkan ISTC ini sebagai pedoman / panduan pelayanan tuberculosis. Terdapat 6 standar diagnosis TB, 9 standar terapi TB, 2 standar yang ditujukan kepada tenaga medis atau orang yang memberikan terapi TB dalam bentuk tanggung jawab kesehatan masyarakan.
    Diagnosis dan Tatalaksanaan TB pada anak Oleh dr. Lucia Landia spA.
    TB anak merupakan 5-15% dari seluruh kasus TB. Seorang anak dapat terinfeksi TB tanpa menjadi sakit TB dimana terdapat uji tuberkulin positif tanpa ada kelainan klinis, radiologis dan laboratoris. TB primer pada anak kurang membahayakan masyarakat karena kebanyakan tidak menular, tetapi bagi anak itu sendiri cukup membahayakan, oleh karena dapat menimbulkan TB ekstratorakal yang sering kali menjadi sebab kematian, kecacatan, TB milier, meningitis TB dan TB tulang.
    Masalah yang dihadapi dalam penanggulangan TB anak meliputi sulitnya menegakkan diagnosis, lamanya pengobatan, evaluasi pengobatan, belum adanya vaksin yang benar-benar dapat melindungi anak dari TB serta meningkatkan insiden infeksi HIV-AIDS.
    Gejala spesifik TB sesuai organ:
    TB kulit / skrofuloderma
    TB tulang dan sendi
    TB otak dan saraf
    TB mata
    TB pada organ lain.
    Bila didapat gejala seperti diatas harus dibuktikan bahwa TB sebagai penyebabnya.
    Sebagai deteksi dini dapat dilakukan uji tuberkulin pada anak balita secara rutin, namun saat ini masih sulit dilakukan karena membutuhkan biaya yang cukup besar.
    Unit kerja koordinasi respirologi pengurus pusat IDAI telah menyusun algoritma deteksi TB anak, mulai ditingkat keluarga samppai rumah sakit, menggunakan sistem penilaian (skor) gejala dan pemeriksaan penunjang TB.
    Penatalaksanaan TB terutama terapi TB anak menggunakan OAT sesuai dengan dosis pada anak. Penggunaan FDC sangat membantu kepatuhan anak menum obat.
    Keuntungan penggunaan FDC dalam pengobatan TB adalah sbb:
    Menyederhanakan pengobatan dan mengurangi kesalahan penulisan obat
    Meningkatkan penerimaan dan kepatuhan pasien
    Memungkinkan petugas kesehatan memberikan pengobatan standar dengan tepat
    Mempermudah pengelolaan obat
    Mengurangi kesalahan penggunaan obat
    Mengurangi kegagalan pengobatan
    Pengawasan minum obat menjadi lebih mudah
    Mempermudah menentuan dosis berdasarkan berat badan

    Baca Selengkapnya...

    Hipokalemia

    Definition :
    Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.


    Cause :
    Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari.Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan. Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan.

    Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu.
    Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.
    Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.

    Sign & Symptoms :
    Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.

    Diagnose :
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya

    Treatment :
    Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-oral. Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa kali sehari
    Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan kalium. Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu.
    Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.

    Baca Selengkapnya...

    Hipertiroid

    Hipertiroid merupakan overfungsional kelenjar tiroid4. Dengan kata lain hipertiroid terjadi karena adanya peningkatan hormon tiroid dalam darah dan biasanya berkaitan dengan keadaan klinis tirotoksikosis. Sementara menurut Martin A Walter hipertiroid adalah kondisi umum yang berkaitan dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas, khususnya yang disebabkan oleh komplikasi kardiovaskuler.


    Sebagian besar disebabkan oleh penyakit graves, dengan nodul toksik soliter dan goiter multinodular toksik menjadi bagian pentingnya walaupun dengan frekuensi yang sedikit2. Namun penyakit graves dan goiter nodular merupakan penyebabnya yang paling umum. Pada penderitanya biasanya terlihat adanya pembesaran kelenjar gondok didaerah leher. Komplikasi hipertiroid pada mereka yang berusia lanjut dapat mengancam jiwa sehingga apabila gejalanya berat harus segera dirawat di rumah sakit.

    ETIOLOGI

    Lebih dari 90% kasus hipertiroid adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid toksik. Penyakit graves sekarang ini dipandang sebagai penyakit autoimun yang tidak diketahui penyebabnya. Namun karena perbandingan penyakit graves pada monozygotic twins lebih besar dibandingkan pada dizygotic twins, sudah dipastikan bahwa faktor lingkunganlah yang berperan dalam hal ini3. Bukti tak langsung menunjukkan bahwa stress, merokok, infeksi serta pengaruh iodin ternyata berpengaruh terhadap sistem imun2,3.

    Sederhananya penyakit graves merupakan multiple dari autoimun, yaitu tirotoksikosis, eye disease, dan pretibial myxoedema yang berpengaruh terhadap bagian optik (opthalmopathy), kulit (dermatopathy), serta jari (acropathy)2. Keadaan ini biasanya terjadi karena adanya imunoglobulin yang menstimulasi tiroid dalam serum4.

    Adapun faktor lain yang mendorong respon imun pada penyakit Graves antara lain :

    1. Kehamilan, khususnya pada masa nifas
    2. Kelebihan iodida di daerah defisiensi iodida4
    3. Terapi litium
    4. Infeksi bakterial atau viral
    5. Penghentian glukokotrikoid3

    PATOGENESIS

    Perjalanan penyakit hipertiroid biasanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Pada penyakit graves, hipertiroid merupakan akibat dari antibodi reseptor thyroid-stimulating antibody (TSI) yang merangsang aktivitas tiroid, sedangkan pada goiter multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri. Pada penyakit graves, limfosit T menjadi peka terhadap antigen yang terdapat dalam kelenjar tiroid dan merangsang limfosit B untuk mensintesis antibody terhadap antigen-antigen ini. Adanya antibodi dalam darah ini kemudian berkorelasi dengan penyakit aktif dan kekambuhan penyakit yang diterapi dengan obat-obat antitiroid3.

    MANIFESTASI KLINIS

    1. Pada individu yang lebih muda, manifestasi yang umumnya terlihat adalah palpitasi, gelisah, mudah lelah, hiperkinesia, diare, keringat yang berlebihan, tidak tahan panas, suka dengan dingin, dan sering terjadi penurunan berat badan tapi tanpa disertai dengan penurunan nafsu makan. Pembesaran tiroid, tanda-tanda tirotoksikosis pada mata dan takikardia ringan juga sering terjadi2,3 .
    2. Pada anak-anak terjadi pertumbuhan dengan pematangan tulang yang lebih cepat2.
    3. Pada pasien-pasien di atas 60 tahun manifestasi yang mendominasi adalah manifestasi kardiovaskular dan miopati dengan keluhan palpitasi, diseupnea saat latihan, tremor, gelisah, dan penurunan berat badan2.
    4. Pada dermopati terjadi penebalan kulit hingga tidak dapat dicubit. Kadang-kadang mengenai seluruh tungkai bawah dan dapat meluas sampai ke kaki.
    5. Pada penyakit graves yang sering terjadi adalah pemisahan kuku dari bantalannya (onkolisis).

    DIAGNOSIS BANDING

    Penyakit graves terkadang terdapat dalam bentuk yang tidak biasanya dimana diagnosisnya tidak begitu jelas. Pada beberapa kasus biasanya diagnosis penyakit dibuat dengan pemeriksaan klinis dan laboratoris. Walaupun begitu harus dibedakan antara eutiroid dengan hipertiroid. Misalnya pada sindrom hipertiroksemia disalbumik familial, dimana protein abnormal (albumin) terdapat pada serum yang sebagian mengikat T4 bukan T3 yang mengakibatkan terjadinya peningkatan T4 dan FT4I serum, dengan T3 dan T4 bebas serta TSH normal. Dalam kasus ini tidak ditemui adanya gambaran klinis hipertiroid. Sehingga apabila tidak teliti diagnosis hipertiroid akan tersingkirkan oleh kehadiran T3 serum dan TSH normal2.

    PROGNOSIS

    Hipertiroid yang disebabkan oleh goiter multinodular toksik dan toksik adenoma bersifat permanen dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Setelah kenormalan fungsi tiroid tercapai dengan obat-obat antitiroid, direkomendasikan untuk menggunakan iodin radioaktif sebagai terapi definitifnya2,3. Pertumbuhan hormon tiroid kemungkinan akan terus bertambah perlahan-lahan selama diterapi dengan obat-obat antitiroid. Namun prognosisnya akan jauh lebih baik setelah diterapi dengan iodin radioaktif.

    TREATMENT

    Walaupun mekanisme autoimun bertanggung jawab atas penyakit sindrom Graves, tapi pengelolaannya lebih ditujukan untuk mengendalikan hipertiroid2. Ada 3 metode yang dapat dilakukan:

    1. Terapi obat antitiroid (propil tiourasil atau metimazol) dan prekursornya carbimazole, untuk mengurangi pembentukan hormon tiroid. Selain itu juga dapat mengurangi gejala-gejala hipertiroid dan mengurangi efek-efek (efek jangka pendek maupun efek jangka panjang) yang ditimbulkan oleh treatment dengan radioiodine5. Biasanya diberikan pada pasien-pasien muda dengan kelenjar kecil dan penyakitnya ringan. Lama terapinya cukup bervariasi, dan dapat berkisar dari 6 bulan sampai 20 tahun2.
    2. Terapi bedah (tiroidektomi subtotal), diperuntukkan bagi pasien-pasien dengan kelenjar yang sangat besar atau goiter multinodular2. Terapi ini juga dapat menjadi pilihan bagi mereka yang mengalami penyakit graves pada masa kehamilan jika tidak ada toleransi pada obat-obat antitiroid. Dan lebih baik jika diberikan pada trimester kedua1,3. Untuk dilakukannya terapi bedah ini juga harus diperhatikan dari segi usianya, ukuran kelenjar, sisa kelenjar yang tersisa dan asupan iodin. Sebelum dilakukannya tiroidektomi ini pasien diberi obat antitiroid sampai eutiroid ( kira-kira 6 minggu), kemudian 2 hari sebelum operasi diberi larutan jenuh kalium iodida sebanyak 5 tetes 2 kali sehari. Langkah ini untuk mengurangi vaskularitas kelenjar dan mempermudah operasi2.
    3. Terapi iodin radioaktif. Terapi ini aman dan cocok untuk segala jenis hipertiroid khususnya pada mereka yang berusia lanjut. Selain itu juga dapat diberikan kepada pasien dengan komplikasi penyakit graves dan ophthalmopathy2,6. Beberapa studi menyatakan bahwa treatment dengan radioiodine ini dapat memperburuk kondisi opthalmophaty pada sebagian kecil pasien yang perokok2.
    4. Tindakan-tindakan medis lain (misalnya dengan agen penghambat beta adrenergik). Penggunaan agen beta ini tidak boleh diberikan kepada pasien yang mengalami asma dan gagal jantung.

    PILIHAN TERAPI

    Bervariasi sesuai dengan perjalanan, beratnya penyakit dan kebiasaan yang berlaku.

    1. Di Amerika Serikat terapi radioiodin menjadi terapi pilihan untuk kebanyakan pasien sementara di Eropa dan Asia lebih suka terapi dengan obat-obat antitiroid3.
    2. Obat-obat antitiroid dalam jangka panjang, jika ada respon tepat dan kelenjar mulai mengecil2.
    3. Radioiodin, jika obat antitiroid yang dibutuhkan berdosis besar dan kelenjar tidak mengecil. Terapi ini akan menimbulkan indikasi apabila ada reaksi alergi serius terhadap obat antitiroid2.
    4. Tiroidektomi, jika kelenjar sangat besar (>150 g) atau multinodular atau jika pasien ingin segera hamil2.

    Baca Selengkapnya...

    Chikungunya

    Chikungunya, Tidak Menyebabkan Kematian atau Kelumpuhan !

    Awal tahun ini, selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya.

    Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih "bersaudara" dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan


    Penyakit yang berasal dari daratan Afrika ini mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973. Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain.

    Awal 2001, kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah).

    Jumlah kasus chikungunya yang terjadi sepanjang tahun 2001-2003 mencapai 3.918 kasus tanpa kematian.

    Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.

    Berikut tanya jawab seputar penyakit yang gejalanya mirip dengan penyakit demam berdarah ini.

    Penyakit Chikungunya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Apakah penyakit ini juga disebabkan virus dengue? Lalu, apa bedanya dengan DBD dan bagaimana membedakannya?

    Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus chikungunya.
    Virus Chikungunya ini masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus.

    Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti.

    Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.

    Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam.

    Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila
    berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah.

    Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok.

    Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari.

    Apa arti "Chikungunya"?

    Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia).

    Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.

    Benarkan penyakit ini berbahaya dan mematikan?

    Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya atau flu tulang atau demam tulang sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan.

    Memang, sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak berani menggerakkan anggota tubuh. Namun, bukan berarti terjadi kelumpuhan.

    Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.

    Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.

    Jadi, jangan panik apabila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini, sebab tidak sampai menyebabkan kematian. Ngilu pada persendian itu tidak menyebabkan kelumpuhan. Penderita bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Dokter biasanya hanya memberikan obat penghilang rasa sakit dan demam atau golongan obat yang dikenal dengan obat-obat flu serta vitamin untuk penguat daya tahan tubuh.

    Sebagian orang mengatakan penyakit ini bisa diatasi dengan mengonsumsi jus buah segar, benarkah?

    Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar. Sebaiknya minum jus buah segar. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula.

    Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk menghadapi penyakit ini.
    Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang.

    Minum banyak air putih juga disarankan untuk menghilangkan gejala demam

    Bagaimana cara menghindari penyakit ini?

    Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih.

    Serangga bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap.

    Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.

    Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini
    adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.

    Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.

    Bisakah seseorang terserang penyakit ini berkali-kali?

    Kabar baiknya, penyakit ini sulit menyerang penderita yang sama. Tubuh penderita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi mereka untuk kena lagi. (ZRP/berbagai sumber)

    Baca Selengkapnya...

    Contoh Soal Ujian Kompetensi Dokter

    1. Pria 81 tahun ditemukan keluarganya dalam keadaan disorientasi dan kebingungan. Pemeriksaan di ruang emergensi menunjukkan adanya hipoglikemi. Pria ini tidak demam, pemeriksaan fisik dalam batas normal. Dilakukan bolus dekstrosa dan pasien segera membaik, gula darahnya menjadi 122 mg/dL dan pemeriksaan neurologi kembali normal. Obat manakah yang paling sering menimbulkan gejala-gejala tersebut diatas :
    A. Metformin
    B. a -glukosidase inhibitor
    C. Sulfonylurea
    D. Grinid
    E. Insulin


    2. Terapi obat yang paling tepat untuk pasien diabetes tipe 1 adalah :
    A. Injeksi insulin NPH malam sebelum tidur
    B. Injeksi insulin campuran (NPH + RI) pagi dan malam sebelum makan
    C. Insulin RI setiap kali sebelum makan dan NPH sebelum tidur
    D. Kombinasi sulfonylurea pagi dan NPH sebelum tidur
    E. NPH pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur

    3. Anda sebagai dokter komite olah raga nasional. Suatu hari datang seorang sprinter consult ke anda tentang makanan dan minuman apa yang baik dikonsumsi menjelang pertandingan. Untuk menjawab masalah tersebut anda berfikir jenis metabolisme apakah yang dominan pada sprinter saat bertanding ?
    A. Aerobic oxidation
    B. b-oxidation
    C. Aerobic glycolysis & glycogenolysis
    D. Aerobic dehydrogenation
    E. Anaerobic glycolysis

    4. Seorang wanita, umur 58 tahun, datang ke Poliklinik Hematologi Onkologi Medik dengan keluhan utama nyeri pinggang progresif sejak 5 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan anemi, nyeri tekan daerah VL III-IV. Pemeriksaan laboratorium didapatkan serum kreatinin 5,6 mg/dL, BUN 127 mg/dL. Rontgen foto menunjukkan adanya fraktur kompresi pada VL III, lesi osteolitik pada tulang coxae dan femur, sehingga diagnosisnya suspek multiple mieloma. Tes skreening yang perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis pasien tersebut adalah:

    A. Hapusan darah tepi
    B. Elektroforesis protein
    C. BMA (Bone Marrow Aspiration)
    D. Pernyataan A dan B benar
    E. Semua pernyataan diatas benar

    5. Laki2 30 tahun, menikah 5 tahun blm punya anak, tanda2 seks sekunder (+), penis bentuk dan ukuran normal, ada benjolan di inguinal kanan 4x3 cm. Diagnosa ?
    A. Chriptorchimus
    B. Hernia scrotalis
    C. Varicocele
    D. Torsio testis
    E. Hidrocele

    6. Seorang laki-laki 40 th, pekerjaan sopir angkot datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan sakit tenggorokan dan batuk sejak 2 minggu yang lalu yang awalnya disertai pilek. Saat ini pileknya sudah sembuh, batuknya masih tetap khususnya malam hari. Dari anamnesa diketahui pasien adalah perokok berat yang sudah sering mendapat advis untuk menghentikan rokoknya, riwayat penyakit sebelumnya tidak ada. Dari pemeriksaan didapatkan pharynx kemerahan dan lain-2 dalam batas normal. Terapi yang diberikan dokter berupa advis berhenti merokok dan obat .Obat manakah di bawah ini yang paling tepat untuk pasien tsb ?
    a. Gliseril guaiakolat
    b. Dextrometorfan
    c. Ipekak
    d. Doveri
    e. Gliseril guaiakolat + dekstrometorfan

    7. Seorang wanita usia 26 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan marah marah tanpa sebab, gelisah, bila ditanya jawabannya incoherent selama 2 hari sebelum ke Rumah Sakit. Penderita sering kejang selama 11 tahun, frequensi kejang 2 - 3 kali per bulan, satu minggu sebelum MRS penderita kejang kejang selama 15 menit, tensi 110 / 70, nadi 110/ menit, pernafasan 24 x / menit, suhu 36,7 derajat celsius. Selain kelompok obat anti epileptika, pada penderita ini diberikan obat apa?
    a. Alprazolam
    b. Imipramine
    c. Haloperidol
    d. Diazepam
    e. Amitriptiline

    8.Seorang ibu umur 30 tahun datang kedokter dengan gejala panas 4 hari tidak turun-turun dan hasil pemeriksaan : suhu tubuh 38°C, nadi 90 x/mnt dan dokter melakukan pemeriksaan laboratorium dan didapat trombosit : 150.000 maka diagnosa ditegakkan adalah DBD. Tindakan dokter tersebut termasuk dalam kegiatan seperti dibawah ini..
    A. Pencegahan primer
    B. Pencegahan sekunder
    C. Pencegahan tertier
    D. Promosi kesehatan
    E. Perlindungan pribadi/spesific protection

    9.Seorang laki-laki umur 60 tahun datang kedokter membawa hasil Ro photo setelah 6 bln menjalani pemotretan dengan hasil bahwa penderita tersebut dinyatakan sembuh dari penyakitnya tetapi dokter menyuruh penderita control lagi dalam waktu 1 bulan sampai 3 bulan. Tindakan dokter ini termasuk dalam kegiatan apa ? Pilihlah satu jawaban dibawah ini
    A. Pencegahan primer
    B. Pencegahan sekunder
    C. Pencegahan tertier
    D. Deteksi dini
    E. Disability limitation

    10.Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari antara lain tentang frekuensi dan distribusi penyakit. Dalam hal distribusi penyakit apakah artinya atau maknanya? Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini..
    A. Pandemi
    B. Endemis
    C. Epidemi
    D. Berdasarkan waktu
    E. Berdasarkan analisis

    11.Dalam rencana kegiatan imunisasi Polio dokter Puskesmas sebagai koordinator diwilayah kerjanya. Pimpinan Puskesmas dan stafnya bekerja keras agar sasaran dapat tercapai, namun ada beberapa hambatan karena beberapa karena ada beberapa posyandu yang tidak memenuhi target dalam pelaksanaannya karena kekurangan vaksin polio. Dari unsur pokok/fungsi manajemen unsur manakah yang kurang dilakukan oleh dokter Puskesmas sebagai koordinator sebelum pelaksanaan? Pilihlah salah satu jawaban yang benar dibawah ini.
    A. Planning
    B. Organizing
    C. Actuating
    D. Controlling
    E. Budgeting

    12. Seorang anak laki-laki berumur 8 tahun dengan tunamental. Pada pemeriksaan fisik ditemukan fenotip seorang laki-laki dengan tanda-tanda wanita yaitu suara tinggi, pertumbuhan payudara, testis kecil, alat genetalia luar tampak normal.Pemeriksaan analisa semen tidak ditemukan spermatozoa. Pemeriksaan kariotip ditemukan tambahan seks kromosom X sehingga nomenklatur kromosom adalah 47,xxy dan formula kromosomnya 2n + 1 ( Trisomi seks kromosom ). Diagnosis manakah yang paling tepat untuk kasus diatas ?
    A. Turner Syndrome
    B. Klinefelter Syndrome
    C. Patau Syndrome
    D. Edward Syndrome
    E. Down X Syndrome


    13. Bila hasil pemeriksaan EKG penderita tersebut menunjukkan potensial QRS compleks pada hantaran L-1 = 0,4 mV dan pada hantaran L-3 = 0,4 mV. Jawablah 3 soal berikut ini. Sumbu listrik pada bidang frontal jantung pasien tersebut adalah...
    A. 00
    B. 300
    C. 600
    D. 900
    E. 1200

    Baca Selengkapnya...

    Difteri Penyakit Menular Dan Berbahaya

    Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya pada anak anak. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan bagian atas. Penularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.


    Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, suatu bakteri gram positif yang berbentuk polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Gejala utama dari penyakit difteri yaitu adanya bentukan pseudomembran yang merupakan hasil kerja dari kuman ini. Pseudomembran sendiri merupakan lapisan tipis berwarna putih keabu abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan. Disamping menghasilkan pseudomembran, kuman ini juga menghasilkan sebuah racun yang disebut eksotoxin yang sangat berbahaya karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf.

    Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu :

    - Infeksi ringan bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan.

    - Infeksi sedang bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.

    - Infeksi berat bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang otot jantung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).

    Disamping itu, penyakit ini juga dibedakan menurut lokasi gejala yang dirasakan pasien :

    - Difteri hidung bila penderita menderita pilek dengan ingus yang bercampur darah.

    - Difteri faring dan tonsil dengan gejala radang akut tenggorokan, demam sampai dengan 38,5 derajat celsius, nadi yang cepat, tampak lemah, nafas berbau, timbul pembengkakan kelenjar leher. Pada difteri jenis ini juga akan tampak membran berwarna putih keabu abuan kotor di daerah rongga mulut sampai dengan dinding belakang mulut (faring).

    - Difteri laring dengan gejala tidak bisa bersuara, sesak, nafas berbunyi, demam sangat tinggi sampai 40 derajat celsius, sangat lemah, kulit tampak kebiruan, pembengkakan kelenjar leher. Difteri jenis ini merupakan difteri paling berat karena bisa mengancam nyawa penderita akibat gagal nafas.

    - Difteri kutaneus dan vaginal dengan gejala berupa luka mirip sariawan pada kulit dan vagina dengan pembentukan membran diatasnya. Namun tidak seperti sariawan yang sangat nyeri, pada difteri, luka yang terjadi cenderung tidak terasa apa apa.

    Melihat bahayanya penyakit ini maka bila ada anak yang sakit dan ditemukan gejala diatas maka harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan. Pasien biasanya akan masuk rumah sakit untuk diopname dan diisolasi dari orang lain guna mencegah penularan. Di rumah sakit akan dilakukan pengawasan yang ketat terhadap fungsi fungsi vital penderita untuk mencegah terjadinya komplikasi. Mengenai obat, penderita umumnya akan diberikan antibiotika, steroid, dan ADS (Anti Diphteria Serum).

    Dengan pengobatan yang cepat dan tepat maka komplikasi yang berat dapat dihindari, namun keadaan bisa makin buruk bila pasien dengan usia yang lebih muda, perjalanan penyakit yang lama, gizi kurang dan pemberian anti toksin yang terlambat.

    Walaupun sangat berbahaya dan sulit diobati, penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan cara menghindari kontak dengan pasien difteri yang hasil lab-nya masih positif dan imunisasi.

    Baca Selengkapnya...

    Penyakit Infeksi Pada Kehamilan

    Secara umum infeksi dalam kehamilan berdasarkan penyebabnya dikelompokan menjadi tiga penyebab, yaitu :
    1. Infeksi Virus ; meliputi varisella zooster, influenza, parotitis, rubeola, virus pernafasan, enterovirus, parfovirus, rubella, sitomegalovirus.
    2. Infeksi bakteri ; meliputi Streptokokus grup A, Streptokokus grup B, Listeriosis, Salmonella, Shigella, Mourbus Hansen.
    3. Infeksi protozoa; meliputi Toksoplasmosis, Amubiasis, amubiasis, infeksi jamur.

    1.Varicella – zooster

    Walaupun masih diperdebatkan, terdapat bukti bahwa infeksi vaeisella bertambah parah selama kehamilan. Paryani dan Arvin (1986) melaporkan bahwa 4 dari 43 wanita hamil yang terinfeksi atau sekitar 10%, mengalami pneumonitis. Dua dari wanita ini memerlukan ventilator dan satu meninggal. Infeksi herpes zooster pada ibu hamil lebih sering terjadi pada pasien yang lebih tua atau mengalami gangguan kekebalan (immunocompromised).

    Pencegahan

    Pemberian imunoglobulin varisela-zooster (VZIG) akan mencegah atau memperlemah infeksi varisella pada orang rentan yang terpajan apabila diberikan dalam 96 jam dengan dosis 125 U per 10 kg, i.m.

    Efek pada janin

    Cacar air pada wanita hamil selama paruh pertama gestasi dapat menyebabkan malformasi kongenital akibat infeksi transplasenta, berupa korioretinitis, atrofi korteks serebri, hidronefrosis dan defek kulit serta tulang tungkai.

    Resiko tertinggi terletak pada usia gestasi antara 13 dan 20 minggu. Pajanan pada usia kehamilan yang lebih belakangan menyebabkan lesi varisella kongenital, dan bayi kadang-kadang mengalami herpes zooster pada usia beberapa bulan (Chiang dkk, 1995). Janin yang terpajan virus tepat sebelum dan saat persalinan ketika antibodi ibu belum terbentuk, mengalami ancaman serius, bayi akan mengalami infeksi viseral dan susunan syaraf pusat diseminata, yang sering kali mematikan.


    2.Influenza

    Penyakit ini disebabkan oleh virus dari famili Orthomyxoviridae, meliputi influenza tipe A dan tipe B. Influenza A lebih serius dari pada B. Penyakit ini tidak mengancam nyawa bagi orang dewasa sehat, kecuali apabila timbul pneumonia, prognosis menjadi serius. Haris (1919) melaporkan angka kematian kasar ibu hamil sebesar 27 %, yang meningkat menjadi 50% apabila terjadi pneumonia.

    Pencegahan

    Center for Disease Control and Prevention(1998) menganjurkan vaksinasi terhadap influenza bagi semua wanita hamil setelah trimester pertama. Berapa pun usia gestasi, wanita dengan penyakit medis kronik, misalnya dibetes atau jantung, divaksinasi. Amantadin berespon baik dan spesifik terhadap virus-virus influenza A apabila diberikan dalam 48 jam setelah awitan gejala.

    Efek pada janin

    Belum ada bukti kuat bahwa virus influenza A menyebabkan malformasi kongenital atau kelainan pada bayi.


    3.Parotitis

    Parotitis adalah penyakit infeksi pada orang dewasa yang jarang dijumpai yang disebabkan oleh paramiksovirus RNA. Virus terutama menginfeksi kelenjar liur, tetapi juga dapat mengenai gonad, meningen, pankreas dan organ lain. Parotitis selama kehamilan tidak lebi parah dibanding pada orang dewasa tidak hamil dan tidak terdapat bukti bahwa virus bersifat teratogenik (Ouhilal, 2000). Vaksin Jeryl-Lynn (virus hidup yang dilemahkan) dan vaksin MMR kontraindikasi bagi wanit haml.

    Efek pada janin

    Tidak ada bukti kuat bahwa infeksi parotitis meningkatkan angka kematian janin maupun anomali mayor pada janin. Parotitis kongenital sangat jarang dijumpai.

    4.Rubeola (campak)

    Virus tampaknya tidak bersifat teratogenik, tetapi terjadi peningkatan frekuensi abortus dan BBLR pada kehamilan dengan penyulit campak (Siegel dan Fuerst, 1966). Apabila seorang wanita menderita campak sesaat sebelum melahirkan , timbul resiko infeksi serius yang cukup besar pada neonatus, terutama pada bayi preterm. Imunisasi pasif dapat dicapai dengan pemberian globulin serum imun 5 ml i.m dalam 3 hari setelah terpajan. Vaksinasi aktif tidak diberikan selama kehamilan, tetapi wanita yang rentan secara rutin divaksinasi postpartum.

    5.Rubella

    Rubela atau campak Jerman, yaitu suatu penyakit yang biasanya tidak begitu penting pada keadaan tidak hamil,pernah menjadi penyebab langsung hasil-akhir kehamilan yang jelek dan bahkan lebih serius lagi, penyebab malformasi kongenital berat. Hubungan antara rubela maternal dan malformasi kongenital serius, pertama-tama dikenali oleh Gregg (1942), seorang ahli oftalmologi Australia.

    Pencegahan

    Untuk memberantas penyakit infeksi ini sama sekali, pendekatan berikut dianjurkan untuk mengimunisasikan populasi dewasa, khususnya populasi wanita usia reproduktif:

    1. Pendidikan bagi para petugas pelayanan kesehatan dan masyarakat luas mengenai bahaya infeksi rubella.

    2. Vaksinasi bagi para ibu yang rentan sebagai bagian dari perawatan medis dan obstetrik

    rutin

    3. Vaksinasi bagi semua wanita yang datang ke klinik keluarga berencana

    3. Pengenalan dan vaksinasi bagi wanita yang belum memiliki kekebalan sesudah

    melahirkan bayi atau mengalami abortus

    4. Vaksinasi bagi wanita yang tidak hamil dan mempunyai kerentanan yang diketahui lewat pemeriksaan serologi sebelum perkawinan

    5. Jaminan imunitas bagi semua petugas rumab sakit yang dapat terpapar pasien rubela

    atau yang meng­alami kontak dengan ibu hamil

    Vaksinasi rubela dianjurkan agar tidak dilakukan sesaat sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan, mengingat vaksin tersebut merupakan virus hidup yang dilemahkan.

    The Centers for Disease Control (1987b) telah mempertahankan pencatatan sejak tabun 1971 untuk memantau efek vaksinasi terhadap janin. Sampai tahun 1986, 1.176 wanita yang rentan terhadap infeksi rubela telab diimunisasi dalam waktu 3 bulan sejak pembuahan dan untungnya tidak terdapat bukti yang menunjukkan bahwa pemberian vaksin tersebut menimbulkan malformasi pada bayi atau janin. Kasus­ kasus di mana wanita yang rentan diimunisasi selama keha­milannya harus dilaporkan ke bagian pencatatan ini (Centers for Disease Control, Atlanta, Georgia, 404-329-1870).

    Diagnosis

    Diagnosis rubela kadangkala sulit ditegakkan. Bukan hanya gambaran klinisnya yang serupa dengan penyakit lain, namun juga kasus-kasus subklinis dengan viremia dan infeksi pada embrio serta janin tidak tcrdapat. Tidak adanya anti­ bodi terhadap rubela menunjukkan defisiensi imunitas. Adanya antibodi menandakan respon imun terhadap viremia rubela, yang mungkin sudah diperoleh di suatu tempat sejak beberapa minggu atau bertahun-tahun sebelumnya. Jika antibodi rubela maternal terlihat pada saat terpapar rubela atau sebelumnya, maka kekhawatiran ibu bisa diten­teramkan karena kemungkinan janin terkena infeksi tersebut sangat kecil. Orang yang tidak kebal dan mendapatkan viremia akan memperlihatkan titer antibodi yang puncaknya terjadi 1 hingga 2 minggu sesudah dimulainya gejala ruam, atau 2 hingga 3 minggu sesudah onset viremia, mengingat viremia secara klinis terlihat lebih dabulu sebagai penyakit yang nyata sekitar 1 minggu sebelumnya. Karena itu kece­patan respon antibodi dapat mempersulit diagnosis, kecuali bila serum sudah diantbil dahulu dalam waktu beberapa hari sesudah dimulainya gejala ruam. Jika, misalnya, spesimen pertama diambil 10 hari sesudah ruam, maka de­teksi antibodi tidak akan berhasil membedakan antara kedua kemungkinan ini: (1) bahwa penyakit yang baru saja terjadi benar-benar rubela; atau (2) bahwa penyakit tersebut bukan rubela, namun orang tersebut sudah kebal terhadap rubela.

    Terlihatnya IgM yang spesifik pada ibu hamil menunjukkan suatu infeksi primer dalam waktu beberapa bulan.

    Tes yang paling sering digunakan adalah HI (hemaglutination inhibition) tes. Pada tes ini terlihat rubela antibodi menghalangi aglutinasi dari sel darah merah oleh virus rubela. Pereriksaan ini membutuhkan waktu dan teknik yang kompleks sehingga digantikan dengan dengan teknik pemeriksaan yang lain. Metode yang baru berupa ELISA (enzyme linked immunoabsorbent assay), PHA (passive agglutination), IFA (Immunofluoresence assay), RIA (radioimmunoassay), dan radial immunodiffusion tes.

    Sindrom Rubella Kongenital

    Pada rubela seperti halnya pada infeksi virus yang lain, konsep tentang bayi yang terinfeksi versus bayi yang terjangkit harus dipahami. Rubela merupakan teratogen yang poten, dan 80 % dari ibu yang mendapatkan infeksi rubela serta ruam dalam usia kehamilan 12 minggu akan mempunyai janin dengan infeksi kongenital (Miller dkk., 1982).

    Pada kehamilan minggu ke-13 hingga ke-14, insiden ini besarnya 54 persen, dan pada akhir trimester kedua 25 persen. Dengan semakin tinggi usia kehamilan, semakin kecil kemungkinan bagi infeksi tersebut untuk menimbulkan kelainan kongenital. Sebagai contoh, cacat rubela terlihat pada semua bayi yang terbukti menderita infeksi intrauteri sebelum usia gestasional 11 minggu, namun hanya 35 persen bayi yang terinfeksi pada usia gestasional 13 hingga 16 minggu. Meskipun tidak terlihat cacat pada 63 anak yang terinfeksi setelah usia gestasional 16 minggu, namun anak-anak tersebut diikuti perkembangannya dalam waktu 2 tahun, dan extended rubella syndrome dengan panensefalitis progresif dan diabetes tipe 1 mungkin baru terlihat secara klinis setelah usia dua puluh atau tiga pulub tahun. Kernungkinan sepertiga dari bayi yang asimtomatik pada saat lahir akan memperlihatkan cedera pertumbuhan tersebut (American College of Ob­stetricians and Gynecologists, 1988).

    Sindroma rubela kongenital mencakup satu atau lebih abnormnalitas berikut:

    1. Kelainan mata, termasuk katarak, glaukoma, mi­kroftalmia dan berbagai abnormalitas

    lainnya

    2. Penyakit jantung, termasuk patent ductus arte­riosus defek septum jantung dan stenosis arteri

    pulmonalis

    3. Cacat pendengaran

    4. Cacat sistem saraf pusat termasuk meningoensefalitis

    5. Retardasi pertumbuhan janin

    6. Trombositopenia dan anemia

    7. Hepatosplenomegali dan ikterus

    8. Pneumonitis interstisialis difusa kronis

    9. Perubahan tulang

    10. Abnormalitas kromosom


    6. Sitomegalovirus

    Sitomegalovirus merupakan organisme yang ada di mana-­mana serta pada hakekatnya menginfeksi sebagian besar manusia, bukti adanya infeksi janin ditemukan di antara 0,5 –2 % dari semua neonatus. Sesudah terjadinya infeksi primer yang biasanya asimtomatik, 10 % infeksi pada janin menimbulkan simtomatik saat kelahiran dan 5-25 % meninggalkan sekuele. Pada beberapa negara infeksi CMV 1 % didapatkan infeksi in utro dan 10-15 % pada masa prenatal(5) Virus tersebut menjadi laten dan terdapat reaktivasi periodik dengan pelepasan virus meskipun ada antibodi di dalam serum. Antibodi humoral diproduksi, namun imunitas yang diperanta­rai oleh sel tampaknya merupakan mekanisme primer untuk terjadinya kesembuhan, dan keadaan kekebalan yang terganggu baik terjadi secara alami maupun akibat pemakaian obat-obatan akan meningkatkan kecenderungan timbulnya infeksi sitomegalovirus yang serius. Diperkirakan bahwa berkurangnya surveilans imun yang diperantarai oleh sel, menyebabkan janin-bayi tersebut berada dalam risiko yang tinggi untuk terjadinya sekuele pada infeksi ini.


    Infeksi Maternal

    Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kehamilan meningkatkan risiko terjadinya infeksi sitomegalovirus maternal. Infeksi kebanyakan asimptomatik, tetapi 15 % mempunyai mononucleosis like syndrome dengan gejala: demam, paringitis, limpodenopathy, dan polyartritis. Jadi, infeksi primer yang ditularkan kepada janin pada sekitar 40 persen kasus, lebih sering berkaitan dengan morbiditas parah (Stagno dkk., 1986). Meskipun infeksi transplasental tidak universal, janin yang terinfeksi lebih besar kemungkinannya disertai dengan infcksi maternal selama paruh-pertama kehamilan. Sebagaimana virus herpes lainnya, imunitas maternal terhadap sitomegalovirus tidak mencegah timbulnya rekurensi (reaktivasi) dan juga tidak mencegah terjadinya infeksi kongenital. Dalam kenyataannya, mengingat sebagian besar infeksi selama kehamilan bersifat rekuren, mayoritas neonatus yang terinfeksi secara kongenital dilahirkan dari wa­nita-wanita ini. Untungnya, infeksi kongenital yang terjadi akibat infeksi rekuren lebih jarang disertai dengan sekuele yang terlihat secara klinis dari pada infeksi kongenital yang disebabkan oleh infcksi primer.


    Infeksi Kongenital

    Infeksi sitomegalovirus kongenital yang disebut penyakit inklusi sitomegalik, menimbulkan suatu sindrom yang mencakup berat badan lahir rendah, mikrosefalus, kalsifikasi intrakranial, korioretinitis, retardasi mental serta motorik, gangguan sensorineural, hepatosplenomegali, ikterus, anemia hemolitik dan purpura trombositopenik. Angka mortalitas di antara bayi yang terinfeksi secara kongenital ini dapat mencapai 20 – 30 %, dan lebih 90 % bayi yang berhasil hidup ternyata mendcrita retardasi mental, gangguan pendengaran, gangguan perkembangan psikoniotorik, epilepsy atau pun gangguan sistern saraf pusat lainnya (Pass dkk., 1980).


    Diagnosis

    Prenatal diagnosis efek infeksi pada janin dapat deteksi dengan USG dan Magnetic Resonace Imaging dengan ditemukan mikrosephal, vetriculomegali dan serebral kalsifikasi.. Gold standar diagnosis infeksi CMV adalah kutur virus. Diagnosis infeksi primer dibuat berdasarkan peningkatan titer IgG sebesar empat kali lipat pada serum, baik dalam keadaan akut maupun konvalesensi yang diukur sekaligus, atau dibuat dengan mendeteksi antibodi 1gM terhadap sitomegalovirus di dalam serum maternal. Sayangnya, tidak satupun di antara kedua metode ini yang benar-benar akurat dalam memastikan infeksi maternal. Celakanya tidak ada metode yang handal untuk memeriksa efek dari infeksi janin tersebut, termasuk pemeriksaan sonografi atau kultur cairan amnion untuk menemukan sitomegalovirus.

    USG dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi CMV tetapi terbatas dimana janin sudah mengalami gejala yang berat


    7. Streptokokus grup B

    Group Streptoccocus B (GBS) adalah penyebab dari infeksi kongenital yang bInfeksi rat pada neonatus pada setiap 1000 kelahiran hidup atau 12.000 sampai 15.000 bayi setiap tahunnya di Amerika. Ini menjadi penyebab korioamnionitis, post partum endometritis dan sepsis pada ibu serta penyebab terpenting terjadinya asfiksia intra uterine.(5)

    Dalam tahun 1970-an, infeksi streptokokus grup B pada neonatus mengalami peningkatan luar biasa, tetapi kemudian pada banyak rumah sakit terjadi penurunan frekuensi infeksi tersebut. Penyebab terjadinya peningkatan yang mencolok atau penurunan berikutnya tidak dengan jelas. Transmisi intrapartum streptokokus grup B dari traktus genitalis maternal dengan kolonisasi kuman tersebut kepada janin, dapat menimbulkan sepsis berat pads bayi segera sesudah dilahirkan. Tergantung pada populasi yang diteliti, sebanyak 10 hingga 40 persen ibu data stadium kehamilan lanjut mengalami kolonisasi streptokokus grup B dalam traktus genitalis bagian distal, dan separuh dari bayi yang baru dilahirkan akan terkena infeksi ini serta mengalami kolonisasi kuman tersebut. Antibodi yang ditransmisikan dari ibu akan melindungi kebanyakan bayi ini; tetapi, 1 hingga 2 persen dari bayi tersebut akan menderita kelainan secara klinis. Bayi-bayi prematur atau dengan berat badan lahir yang rendah merupakan bayi yang menghadapi risiko paling tinggi, namun lebih separuh dari kasus-kasus sepsis streptokokus neonatal ternyata berupa neonatus yang aterm. Bagi bayi yang mengalami infeksi ini, angka mortalitasnya mendekati 25 persen.

    Pada septikemia akibat streptokokus grup B yang menandai penyakit dengan onset dini, tanda-tanda sakit yang serius biasanya terjadi dalam waktu 48 jam sesudah bayi lahir. Yang khas, selaput ketuban sudah pecah bebe­rapa saat sebelum persalinan, atau persalinan tersebut ter­jadi sebelum waktunya. Bayi dengan berat badan lahir yang rendah menghadapi kemungkinan lcbih besar untuk menderita infeksi klinis serius. Tanda-tanda infeksi dengan onset dini mencakup gawat pernafasan, apnea dan syok.

    Karena itu, dari awal dokter harus sudah dapat membedakan antara kelainan akibat gawat pernafasan idiopatik dan takipnea sepintas pada neonatus. Pengobatan segera de­ngan pemberian antibiotik di saroping penanganan masalah respirasinya, harus dilakukan untuk mempertahankan ke­langsungan hidup bayi. Angka mortalitas pada penyakit dengan onset yang dini bervariasi dari 30 hingga 90 persen, dan prognosis untuk bayi prematur lebih buruk Penyakit dengan onset lanjut biasanya terlihat sehagai meningitis yang timbul sate minggu atau lebih sesudah la­hir. Meskipun serotipe pada penyakit dengan onset dini bervariasi antara bayi yang satu dengan lainnya, nantun mikroorganisme yang paling sering ditemukan dalam tubuh bayi adalah mikroorganisme yang sama seperti yang tcr­dapat di dalam vagina ibu. Kendati demikian, kasus-kasus meningitis paling sering discbabkan oleh mikroorganisme serotipe III. Angka mortalitasnya, meskipun cukup tinggi, lebih rendah pada meningitis dengan onset lanjut dari pada sepsis dengan onset dini.

    Diagnosis

    Diagnosis yang terbaik adalah dengan kolonisasi antepartum dari kolonisasi ibu yang diambil dari sepertiga bawah vagina dan daerah anorektal untuk dilakukan kultur, yang tidak adekuat untuk intrapartum skrenning.

    Pada pasien yang sedang bersalin diagnosis cepat dengan melakukan sediaan hapus dari vagina. Karena sensitifitasnya yang rendah maka tes deteksi GBS ini hanya dilakukan pada pada pasien dengan resiko tinggi adanya sepsis neonatus dan memerlukan pengobatan segera.

    8. Listeriosis

    Organisme ini adalah gram positip dimana 1 sampai 5 persen dari dewasa memiliki lesteria yang ditemukan di feses. Transmisi ditemukan dari makanan yang terkontaminasi atau susu yang busuk. Sering ditemukan pada penderita usia muda- tua, wanita hamil, penderita dengan daya tahan yang turun. Pada wanita hamil hanya berupa asimtomatik seperti panas badan influenza. Wanita dengan listeriosis dapat menyebabkan fetal infeksi yang terlihat beruapa disseminated granulomatous lesion. Pada bayi kemungkinan untuk terkena infeksi ini sebesar 50 persen. manifestasi pada bayi setelah tiga atau empat minggu setelah lahir. Infeksi ini serupa dengan dengan yang disebabkan oleh grup B haemolytic.streptococcus.


    9. Morbus Hansen

    Penyakit lepra (kusta) ditularkan oleh penderita lepra setelah hubungan erat dan lama. Biasanya penularan terjadi dalam masa kanak-kanak, akan tetapi mas latennya sangat lama , masa inkubasinya bervariasi dari beberapa bulan sampai beberapa tahun.

    Infeksi laten menjadi nyata atau penyakitnya menjadi lebih jelas oleh faktor-faktor yang menjadi daya tahan penderita, seperti purbertas , kehamilan, dan 6 bulan pertama setelah kelahiran , karena itu penderita sebaiknya tidak menjadi hamil. Dalam penanganan lepra dalam kehamilan yang penting ialah pencegahan anak terhadap infeksi.

    Mycobacterium dapat dijumpai dalam plasenta dan tali pusat. Walaupun demikian, seperti halnya dengan tuberculosis, infeksi kongenital sangat jarang. Duncan (1980), melaporkan dalam penelitiannya terhadap penderita lepra yang hamil, bahwa bayi yang dilahirkan lebih sering mengalami pertumbuhan janin yang terhambat dan plasentanyapun berukuran lebih kecil dari normal.Pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut mengalami keterlambatan pula. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh status imunitas yang rendah pada ibu. Bila seorang ibu mengalami infeksi lepra, pemisahan anak-anak dari ibunya sejak kelahiran sangat dianjurkan, sampai ibunya sembuh benar. Apabila tidak, maka 25 % kemungkinan anaknya menderita lepra.

    Pengobatan memerlukan waktu yang sangat lama (sampai beberapa tahun). Sekarang diberikan dengan obat-obat sulfa (diaminodietilsulfon), juga dalam kehamilan. Berdasarkan penelitian diketahui pula bahwa ibu yang menderita lepra dan mendapat poengobatan sulfa, dapat kontak dengan bayinya pada saat menyusui saja. Dengan cara ini penularan tidak akan terjadi.


    10. Toksoplasmosis

    Toksoplasmosis merupakan infeksi protozoa yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Infeksi ditularkan lewat or­ganisme berkista dengan memakan daging mentah atau kurang matang, dan terinfeksi protozoa tersebut atau lewat kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi, atau infeksi ini dapat terjadi secara kongenital melalui penularan trans­plasenta.

    Patogenesis

    Imunitas maternal tampaknya memberikan perlindungan terhadap penularan transplasental parasit tersebut; dengan demikian, agar terjadi toksoplasmosis kongenital, ibu harus

    mendapatkan infeksi tersebut selama kehamilannya. Sekitar sepertiga dari para wanita di Amerika Serikat, mendapatkan antibodi pelindung sebelum hamil dan kadar antibodi ini lebih tinggi di antara wanita yang memelihara kucing seba­gai binatang kesayangan.

    Keluhan mudah lelab, nyeri otot dan kadangkala limfadenopati ditemukan pada ibu yang terinfeksi, namun in­feksi maternal tersebut paling sering terjadi secara subkli­nis. Infeksi pada kehamilan dapat mcnyebabkan abortus atau mengakibatkan bayi lahir-hidup dengan gejala penya­kit tersebut. Risiko terjadinya infeksi meningkat menurut lamanya kehamilan dan kurang-lebih 15,30 serta 60 persen dalam trimester pertama, kedua dan ketiga (Remington dan Desmonts, 1983).

    Virulensi infeksi janin lebih besar kalau infeksi maternal didapat secara awal dalam kehamilan-untungnya keadaan ini jarang terjadi. Kurang dari sepuluh persen neonatus dengan toksoplasmosis kongenital memperlihatkan tanda­ tanda sakit secara klinis pada scat lahir. Bayi yang terkena biasanya mcmperlihatkan tanda-tanda penyakit yang menyeluruh dengan berat badan lahir rendah, hepatosplenomegali, ikterus dan anemia. Sebagian bayi terutama men­derita penyakit neurologi dengan konvulsi, kalsifikasi in­trakranial dan hidrosefalus atau mikrosefalus. Kedua kelompok bayi tersebut pada akhirnya akan mengalami korioretinitis.

    Diagnosis

    Tes yang paling membantu untuk menegakkan diagnosis ini adalah Sabin- fieldman dye tes dan IgM- IFA ( IgM indirect fluorosence antibody tes).

    Sabin- fieldman tes ini dilakukan pada akut infeksi frekuensi 2 bulan untuk mencapai kadar maksimum yaitu lebih dari 300 IU/ml atau bahkan lebih dari 3000 IU/ml. Titer yang tinggi didapatkan untuk beberapa bulan atau tahun. Titer yang rendah didapatkan sepanjang hidup.

    Pedoman untuk interpretasi adalah:

    1. Bila dye tes ini negatip tidak imun dan resiko pada kehamilaya.

    2. Bila dye tes positip perlu dilakukan segera tes IgM- IFA dan bila Tes IgM- IFA hasilnya negatip, pasen sudah terinfeksi sebelum masa kehamilan.

    3. Jika dye tes dibawah 300 IU/ml dan IgM-IFA positip, dye tes harus diulang 3 minggu kemudian. Jika ada peningkatan titer artinya pasen terinfeksi dua bilan sebelumnya dan kemungkinan terjadinya infeksi kongenital.

    4. Jika dye tes diatas 300 IU/ml dan IgM- IFA positip kemungkinan besar ibu menderita toksoplasma aktif dan janin kemungkinan terinfeksi.


    Infeksi kongenital didiagnosa dari :

    1. Didapatkan toksoplasma dari cairan amnion dan darah janin.

    2. Ditemukan IgM antibodi spesifik dan gamma glutamiltransferase dalam darah bayi setelah 22 miinggu.

    Baca Selengkapnya...

    Rubella (Campak Jerman)

    PENDAHULUAN

    Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala?gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak (rubeola) ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta riveri limfonodi pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior. Campak Jerman atau rubela ini biasanya hanya menyerang anak-anak sampai usia belasan tahun.

    Tapi, bila penyakit ini menyerang anak yang lebih tua dan dewasa,terutama wanita dewasa, infeksi kadang?kadang dapat berat, dengan manifestasi keterlibatan sendi dan purpura. Dan bila bila penyakit ini menyerang ibu yang sedang mengandung dalam tiga bulan pertama, bisa menyebabkan cacat bayi waktu dilahirkan.

    Rubella pada awal kehamilan dapat menyebabkan anomali kongenital berat. Sindrom rubella kongenital adalah penyakit menular aktif dengan keterlibatan multisistem, spektrum ekspresi klinis luas, dan periode infeksi aktif pascalahir dengan pelepasan virus yang lama

    II. INSIDENS

    Anak laki?laki dan wanita sama?sama terkena. Pada po­pulasi yang rapat seperti institusi dan Asrama tentara, hampir 100% dari individu yang rentan dapat terinfeksi. Pada keLom­pok keluarga penyebaran virus kurang: 50?60% anggota ke­luarga yang rentan mendapat penyakit. Banyak infeksi yang subklinis, dengan rasio 2:1 antara penyakit yang tidak tampak dengan penyakit yang tarnpak. Rubella biasanya terjadi sela­ma inusim semi.

    Pemeriksaan serologis sebelum penggunaan vaksin rubella rnenunjukkan bahwa sekitar 80% populasi dewasa di Amerika Serikat dan benua lain mempunyai antibodi terhadap rubella. Di populasi pulau, seperti populasi Trinidad dan Hawaii, hanya 20% dari orang dewasa yang diperiksa dapat dideteksi antibodi.

    Ketika wabah rubela merebak di Amerika Serikat pada tahun 1967-1965, lebih 20,000 bayi telah dilahirkan cacat. Wabah Rubela juga dikatakan menyebabkan sekurang-kurangnya 10,000 kasus keguguran dan bayi yang lahir mati saat dilahirkan. Diperkirakan 25 % bayi yang terinfeksi rubela pada tiga bulan pertama usia kandungan dilahirkan dengan satu jenis atau lebih kecacatan.

    Pada tahun 1989 – 1990 sejumlah kasus rubella menyerang lebih banyak pada anak remaja di atas umur 15 tahun dan dewasa diperkirakan karena kegagalan vaksinasi pada setiap individu. Resiko terserang rubella kembali menurun untuk semua umur dan dilaporkan kasus di Amerka Serikat pada tahun 1999 sebanyak 267.

    III. ETIOLOGI

    Rubella disebabkan oleh virus yang mengandung RNA pleomorfik, yang sekarang didaftar pada famili Togaviridae, genus Rubivirus. Virus ini sferis, berdiameter 50-60 nm, dan berisi asam ribonukleat helai-tunggal. Virus biasanya diisolasi pada biakan jaringan, dan keberadanya diperagakan oleh kemampuan sel ginjal kera hijau Afrika (African green monkey kidney) [AGMK] terinfeksi rubella menahan tantangan dengan enterovirus. Selama penyakit klinis virus berada dalam sekresi nasofaring, darah, tinja, dan urin. Virus telah ditemukan dari nasofaring 7 hari sebelum eksantem, dan 7?8 hari sesudah menghilangnya. Penderita dengan penyakit subklinis juga infeksius.

    IV. PATOFISIOLOGI

    Daerah utama yang terinfeksi oleh rubella adalah nasofaring kemudian menyebar ke kelenjar getah bening secara cepat dan viremia. Ruam nampak akibat titer serum antibody meningkat dan mempengaruhi antigen-antibodi dan berinteraksi di kulit. Virus telah dapat ditemukan diseluruh kulit baik yang terlibat maupun yang tidak selama masa infeksi, dan penyebarannya karena factor lain yang mungkin berperan dalam patogenesis eksantem. Antibody HAI mencapai puncaknya pada hari 12 – 14 setelah timbulnya ruam dan akan kembali stabil setelah kira-kira 2 minggu kemudian.

    Virus rubella mempunya 3 polipeptida mayor yang mencakup 1 kapsid protein dan 2 amplop glikoprotein E1 dan E2. Antibodi anti-E1 mungkin memegang peranan utama dalam respon serologik.

    V. GEJALA KLINIS

    Keluhan yang dirasakan biasanya lebih ringan dari penyakit campak. Bercak-bercak mungkin juga akan timbul tapi warnanya lebih muda dari campak biasa. Biasanya, bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titik-titik kecil berwarna merah muda. Dalam waktu 24 jam, bercak tersebut menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap. Bercak-bercak ini biasanya hilang dalam waktu 1 sampai 4 hari.

    Masa inkubasi adalah 14?21 hari. Tanda yang paling khas adalah adenopati retroaurikuler, servikal posterior, dan di belakang oksipital. Enantem mungkin muncul tepat sebelum mulainya ruam kulit. Ruam ini terdiri dari bintik?bintik merah tersendiri pada palatum molle yang dapat menyatu menjadi warna kemerahan jelas pada sekitar 24jam sebelum ruam.

    Eksantemnya lebih bervariasi daripada eksantem rubeola. Eksantem pada muka dan menyebar dengan cepat. Evolusinya begitu cepat sehingga dapat menghilang pada muka pada saat ruam lanjutannya muncul pada badan. Makulopapula tersendiri ada pada sejumlah kasus; ada juga daerah kemerahan yang luas yang menyebar dengan cepat ke seluruh badan, biasanya dalam 24 jam. Ruam dapat menyatu, terutama pada muka. Selama hari kedua ruam dapat mempunyai gambaran sebesar ujung jarum, terutama di seluruh tubuh, menyerupai ruam demam scarlet. Dapat terjadi gatal ringan. Erupsi biasanya jelas pada hari ke 3.

    Mukosa faring dan konjungtiva sedikit meradang. Berbeda dengan rubeola, tidak ada fotofobia. Demam ringan atau tidak selama ruam dan menetap selama 1, 2 atau kadang?kag 3 hari. Suhu jarang melebihi 38oC (101oF). Anoreksia, nyeri kepala, dan malaise tidak biasa. Limpa. sering sedikit membesar. Angka sel darah putih normal atau sedikit menurun, trombositopeni jarang, dengan atau tanpa purpura. Terutama pada wanita yang lebih tua dan wanita dewasa, poliartritis dapat terjadi dengan artralgia, pembengkakan, nyeri dan efusi tetapi biasanya tanpa sisa apapun. Setiap sendi dapat terlibat, tetapi sendi?sendi kecil tangan paling sering terkena. Lamanya biasanya beberapa hari; jarang artritis ini menetap selama berbulan?bulan. Parestesia juga telah dilaporkan. Pada satu epidemi orkidalgia dilaporkan pada sekitar 8% orang laki-laki usia perguruan tinggi yang terinfeksi.

    VI. DIAGNOSIS

    Untuk mendiagnosa pasti suatu rubella, dapat dilakukan dengan isolasi virus, hanya saja ini sulit dilakukan dan biayanya juga mahal atau dapat pula dengan titer antibodi. Tes yang biasa dilakukan adalah tes ELISA untuk antibodi IgG dan IgM. Antibodi rubella dapat ditemukan pada hari kedua ruam dan mengalami peningkatan pada hari 10 – 21. biopsy jaringan atau darah dan CSF dapat pula digunakan untuk menunjukkan adanya antigen rubella dengan antibodi monoklonal dan untuk mendeteksi RNA rubella dengan hibridisasi dan reaksi polymerase berantai dari tempat asal.

    VII. DIAGNOSIS BANDING

    Karena gejala serupa dan ruam da­pat terjadi pada banyak infeksi virus yang lain, rubella merupakaan penyakit yang sukar untuk didiagnosis secara klinis kecuali bila penderita ditemukan selama epidemi. Riwayat te­lah mendapat rubella atau vaksin rubella tidak dapat dipercaya; Imunitas harus ditentukan dengan uji untuk antibodi. Terutama pada bentuk lebih berat, rubella dapat terancukan dengan tipe dernam skarlet dan rubeola ringan.

    Roseola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari rubella oleh keparahan demamnya dan oleh munculnya ruam pada akhir episode demam bukannya pada saat gejala-gejala dan tanda?tandanya sedang naik.

    Ruam karena obat mungkin sangat sukar dibedakan dari rubella. Pembesaran khas limfonodi sangat mendukung diagnosis rubella. Pada mononukleosis infeksiosa ruam dapat terjadi menverupai ruam rubella, dan pembesaran limfonodi pada setiap penyakit dapat menimbulkan kerancuan. Tanda?tanda hematologik mononukleosis infeksiosa akan cukup membedakan dua penyakit tersebut. Infeksi enterovirus yang disertai dengan ruam dapat dibedakan dari beberapa keadaan pada manifestasi pernafasan atau saluran cerna dan tidak adanya adenopati retroaurikuler.

    VIII. PENGOBATAN

    Jia tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan adalah simptomatis. Adamantanamin hidroklorida (amantadin) telah dilaporkan efektif in vitro dalam menghambat stadium awal infeksi rubella pada sel yang dibiakkan. Upaya untuk mengobati anak yang sedang menderita rubella congenital dengan obat ini tidak berhasil. Karena amantadin tidak dianjurkan pada wanita hamil, penggunaannya amat terbatas. Interferon dan isoprinosin telah digunakan dengan hasil yang terbatas.

    Pencegahan

    Pada orang yang rentan, proteksi pasif dari atau pelemahan penyakit dapat diberikan secara bervariasi dengan injeksi intramuskuler globulin imun serum (GIS) yang diberikan dengan dosis besar (0,25?0,50 mL/kg atau 0,12?0,20 mL/lb) dalam 7?8 hari pasca pemajanan. Efektiviias globulin imun tidak dapat diramalkan. Tampaknya tergantung. pada kadar antibodi produk yang digunakan dan pada faktor yang belum diketahui. Manfaat GIS telah dipertanyakan karena pada beberapa keadaan ruam dicegah dan manifestasi klinis tidak ada atau minimal walaupun virus hidup dapat diperagakan dalam darah. Bentuk pencegahan ini tidak terindikasi, kecuali pada wanita hamil nonimun.

    Program vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap rubella. Di Amerika Serikat mengharuskan untuk imunisasi sernua laki?laki dan wanita umur 12 dan 15 bulan serta pubertas dan wanita pasca pubertas tidak hamil. Imunisasi adalah efektif pada umur 12 bulan tetapi mungkin tertunda sampai 15 bulan dan diberikan sebagai vaksin cam­pak?parotitis?rubella (measles?mumps?rubella [MMR]). Imunisasi rubella harus diberikan pada wanita pasca pubertas yang kemungkinan rentan pada setiap kunjungan perawatan kese­hatan. Untuk wanita yang mengatakan bahwa mereka mungkin hamil imunisasi harus ditunda. Uji kehamilan tidak secara rutin diperlukan, tetapi harus diberikan nasehat mengenai sebaiknya menghindari kehamilan selama 3 bulan sesudah imunisasi. Kebijakan imunisasi sekarang telah berhasil memecahkan siklus epidemic rubella yang biasa di Amerika Serikat dan menurunkan insiden sindrom rubella kongenital yang dilaporkan pada hanya 20 kasus pada tahun 1994. Namun imunisasi ini tidak mengakibatkan penurunan presentase wanita usia subur yang rentan terhadap rubella.

    IX. PROGNOSIS

    Kornplikasi relatif tidak lazim pada anak. Neuritis dan artritis kadang?kadang terjadi. Resistensi terhadap infeksi bakteri sekunder tidak berubah. Ensefalitis serupa dengan ensefalitis yang ditemukan pada rubeola yang terjadi pada sekitar 1/6.000 kasus. Prognosis rubella anak adalah baik; sedang prognosis rubella kongenital bervariasi menurut keparahan infeksi. Hanya sekitar 30% bayi dengan ensefalitis tampak terbebas dari defisit neuromotor, termasuk sindrom autistik.

    Kebanyakan penderitanya akan sembuh sama sekali dan mempunyai kekebalan seumur hidup terhadap penyakit ini. Namun, dikhawatirkan adanya efek teratogenik penyakit ini, yaitu kemampuannya menimbulkan cacat pada janin yang dikandung ibu yang menderita rubella.

    Cacat bawaan yang dibawa anak misalnya penyakit jantung, kekeruhan lensa mata, gangguan pigmentasi retina, tuli, dan cacat mental. Penyakit ini kerap pula membuat terjadinya keguguran.

    Baca Selengkapnya...

    Lipoma

    Lipoma

    Definisi
    Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri dari lemak.
    Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun), namun juga dapat dijumpai pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat muncul dimanapun pada tubuh ini. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan.
    Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon.


    Gejala Klinis
    Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm.

    Penyebab
    Tidak selalu jika kita mempunyai orangtua atau leluhur yang mempnyai lipoma ini, maka kita akan mempunyai lipoma juga. Namun ada suatu sindrom yang disebut hereditary multiple lipomatosis, yaitu seseorang yang mempunyai lebih dari 1 lipoma pada tubuhnya. Kegemukan tidak menyebabkan terjadinya lipoma.

    Penatalaksanaan
    Pada dasarnya lipoma tidak perlu dilakukan tindakan apapun, kecuali berkembang menjadi nyeri dan mengganggu pergerakan. Biasanya seseorang menjalani operasi bedah untuk alasan kosmetik. Operasi yang dijalani merupakan operasi kecil, yaitu dengan cara menyayat kulit diatasnya dan mengeluarkan lipoma yang ada. Namun hasil luka operasi yang ada akan sesuai dengan panjangnya sayatan. Untuk mendapatkan hasil operasi yang lebih minimal, dapat dilakukan liposuction. Sekarang ini dikembangkan tehnik dengan menggunakan gelombang ultrasound untuk menghansurkan lemak yang ada. Yang perlu diingat adalah jika lipoma yang ada tidak terangkat seluruhnya, maka masih ada kemungkinan untuk berkembang lagi di kemudian hari.

    Baca Selengkapnya...

    Mendiagnosis Kelainan Kelenjar Tiroid

    Kelainan kelenjar tiroid termasuk kasus yang sering ditemui di bidang endokrinologi, sesudah kelainan kelenjar pankreas. Secara kasar kasus tiroid yang paling sering ialah tirotoksikosis dan nodul tiroid. Pada prakteknya, tirotoksikosis ditangani oleh ahli penyakit dalam, sedangkan nodul tiroid akan masuk ke ruang praktek bedah onkologi. Idealnya, penanganan kasus endokrinologi sepatutnya dilakukan secara terpadu oleh ahli onkologi bedah, radiasi, dan medik.


    FARMACIA mengangkat dua isu paling sering tentang kelenjar tiroid, yakni tirotoksikosis dan nodul tiroid. Tirotoksikosis merupakan keadaan klinis manifestasi kelebihan hormon tiroid yang ditandai dengan peningkatan aktivitas simpatis, misalnya jantung menjadi berdebar-debar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, diare, gemetar, dan kelelahan. Tirotoksikosis dapat terjadi meskipun tanpa pembesaran kelenjar tiroid. Penyebab utama tirotoksikosis ialah Penyakit Graves, Adenoma Toksik, Struma Multinodosa Toksik (Penyakit Plummer), Tiroiditis, serta penyebab lain yang relatif jarang.

    Dengan demikian langkah diagnosis tirotoksikosis yang paling utama ialah kenampakan klinis yang mencerminkan kelebihan hormon tiroid dalam darah, baru kemudian dipikirkan penyebab paling mungkin yang mendasari tirotoksikosis tersebut. Mengingat manifestasi tirotoksikosis terjadi karena kelebihan hormon tiroid, maka evaluasinya melibatkan kadar hormon tiroid di dalam darah dan tata laksananya pun melibatkan pengembalian fungsi kelenjar tiroid ke dalam kadar yang normal di dalam darah.

    Satu dari sepuluh manusia di dunia ini memiliki pembesaran kelenjar tiroid, namun tidak semua akan menimbulkan keluhan. Umumnya pasien akan datang ke dokter jika benjolan ini sudah sangat besar atau telah menimbulkan gejala kompresi trakea. Benjolan ini dikenal dalam istilah kedokteran sebagai 'struma' atau 'goiter', orang awam menyebutnya gondok. Belakangan untuk mempermudah segala macam jenis pembesaran kelenjar tiroid dikenal sebagai 'nodul tiroid'.

    Kebalikan dari tirotoksikosis, nodul tiroid atau struma dapat terjadi meskipun tanpa gangguan kadar hormon tiroid dalam darah. Jadi struma tiroid dapat terjadi pada keadaan eutiroid, hipotiroid, dan hipertiroid. Cara termudah (bukan yang paling akurat) untuk menegakkan diagnosis bila kita melihat adanya benjolan di leher ialah memastikan bahwa benjolan tersebut berasal dari kelenjar tiroid dengan melihat pergerakannya waktu menelan. Jika sudah yakin bahwa benjolan tersebut merupakan nodul tiroid (struma), maka tentukan bentuknya, apakah difus (batas tidak jelas) atau nodul (batas tegas). Barulah didapatkan penamaan struma ini termasuk struma nodosa atau struma difusa. Bentuk nodul dan difus penting dibedakan karena umumnya bentuk yang difus mengarahkan pada keganasan, meskipun tidak sepenuhnya benar.

    Setelah menentukan struma difus atau struma nodosa, pastikan gejala klinisnya apakah terdapat tanda-tanda tirotoksikosis atau tidak. Jika tirotoksikosis terlihat jelas, maka struma tersebut diklasifikasikan sebagai struma toksik, sebaliknya nontoksik. Hasilnya, penamaan digabung semua menjadi [struma + nodosa/difus + toksik/nontoksik]. Setelah urusan penamaan selesai maka hal penting berikutnya adalah menentukan apakah kasus ini mengarah pada keganasan atau tidak.

    Cara praktis menarik kecurigaan keganasan ialah dari anamnesis dan pemeriksaan fisis. Dari anamnesis, struma yang mengarah pada keganasan umumnya tumbuh besar dalam waktu cepat (kurang dari sebulan), ada riwayat tanda-tanda kompresi trakea (batuk, dispnea, disfagia, disfonia, dan suara serak), terdapat kecurigaan metastasis (nyeri tulang atau batuk yang tidak sembuh dengan obat warung), riwayat radiasi daerah kepala, umur sangat tua atau sangat muda, serta riwayat karsinoma medular tiroid atau neoplasia endokrin multipel pada keluarga. Dari pemeriksaan fisis kecurigaan keganasan didapat dari adanya nodul yang sangat keras, unilateral, batasnya tidak tegas, limfadenopati regional, paralisis pita suara pada laringoskopi, serta diameter nodul yang lebih dari empat cm.
    Semua studi yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa jenis struma yang paling sering ialah struma nodosa nontoksik, lazim disingkat SNNT. Angkanya mencapai satu hingga sepuluh persen dari total populasi. Sedangkan angka keganasan masih di bawah 1% namun membutuhkan evaluasi dan tata laksana yang jauh lebih akurat.

    Sumber: Majalah Farmacia

    Baca Selengkapnya...

    Pemeriksaan Imunologi Pada Hepatitis B

    HbsAg timbul dalam darah enam minggu setelah infeksi dan menghilang setelah tiga bulan. Bila persisten lebih dari enam bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier). Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan virus lain.


    Anti-HBs timbul setelah tiga bulan terinfeksi dan menetap. Kadar Anti-HBs jarang mencapai kadar tinggi dan pada 10-15% pasien dengan Hepatitis B akut tidak pernah terbentuk antibodi. Anti HBs diinterpretasikan sebagai kebal atau dalam masa penyembuhan. Dulu, diperkirakan HBsAg dan anti HBs tidak mungkin dijumpai bersama-sama, namun ternyata sepertiga carrier HBsAg juga memiliki HBsAntibodi. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi simultan dengan sub-tipe yang berbeda.

    HbeAg berkorelasi dengan sintesis virus yang tengah berjalan dan infeksius. Pada masa akut HBeAg dapat muncul transient, lebih pendek daripada HBsAg. Bila persisten lebih dari sepuluh minggu pasien masuk dalam keadaan kronik.

    Anti-Hbe adalah suatu pertanda infektivitas relatif yang rendah. Munculnya anti-HBe merupakan bukti kuat bahwa pasien akan sembuh dengan baik.

    HbcAg tidak dapat dideteksi dalam sirkulasi darah, tetapi antibodinya (antiHBc) bisa. IgM antiHBc menunjukkan hepatitis virus akut. Antibodi ini dideteksi setelah HBsAg menghilang dari serum pada 5-6% kasus hepatitis B akut. IgM anti-HBc yang persisten menunjukkan penyakit kronik virus B, biasanya kronik aktif hepatitis. Titer rendah IgG anti-HBc dengan anti-HBs menunjukkan infeksi hepatitis B di masa lampau. Titer tinggi IgG anti-HBc tanpa anti-HBs menunjukkan infeksi virus persisten.

    HBV-DNA adalah petanda yang paling sensitif untuk replikasi virus. Metode yang digunakan sudah beraneka ragam. Metode yang digunakan adalah polymerase chain reaction (PCR). Satu genom viruspun dapat dideteksi. Bahkan HBV-DNA dapat dijumpai pada serum dan hati setelah HBsAg menghilang, khususnya pada pasien dengan terapi anti-viral. HBV-DNA serum merupakan indikator yang baik untuk kadar viremia, dan pada beberapa penelitian berkorelasi dengan kadar transaminase serum serta paralel dengan HBsAg.


    Sumber : Harrison. Textbook of Internal Medicine.

    Baca Selengkapnya...

    Cara Mendaftarkan Blog Pada Search Engine

    Cara Mendaftarkan Blog Pada Search Engine

    Banyak cara yang bisa kita lakukan agar blog kita bisa dikenal dan di kunjungi, antara lain adalah dengan rajinnya kita blogwalking atau berkunjung ke blog milik orang lain, mendaftarkan ke berbagai agregator, dan yang paling efektif adalah melalui search engine atau mesin pencari.


    Banyak cara yang bisa kita lakukan agar blog kita bisa dikenal dan di kunjungi, antara lain adalah dengan rajinnya kita blogwalking atau berkunjung ke blog milik orang lain, mendaftarkan ke berbagai agregator, dan yang paling efektif adalah melalui search engine atau mesin pencari.

    Bagi blogger pemula mungkin berangggapan bahwa apabila kita membuat website atau blog akan secara otomatis terindeks atau berada pada list berbagai search engine, dan kenyataannya tidaklah demikian. Seperti halnya sebuah sekolah, agar nama kita terdaftar pada buku daftar siswa, tentunya kita harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu ke sekolah tersebut. Sama halnya dengan mesin pencari, agar blog kita terindeks pada mesin pencari, maka kita harus terlebih dahulu mendaftarkan blog milik kita pada situs pemilik mesin pencari.

    Mesin pencari tentu jumlahnya sangat banyak sekali, dan pada saat ini yang paling terkenal di dunia adalah Google, Yahoo, serta Msn. Apabila blog kita ingin terindeks pada mesin pencari mereka, maka kewajiban kita adalah mendaftarkan URL blog kita pada mesin pencari mereka. Bila ada yang belum tahu ke manakah harus mendaftarkan blognya, maka silahkan simak tulisan berikut :
    # Daftar Google

    Untuk mendaftar ke google, silahkan sobat kunjungi http://www.google.com/addurl/, nah apabila sudah berada pada halaman pendaftaran ada beberapa langkah yang harus di lakukan, yaitu mengisi form yang di sediakan :
    # URL –> Isi dengan URL blog sobat.
    # Comments –> Isi dengan keyword atau kata kunci yang berhubungan dengan blog sobat
    # Isi kotak kosong dengan huruf Verifikasi yang tersedia
    # Klik tombol Add URL
    # Selesai.

    Setelah sobat melakukan pendaftaran ke Google, maka tidak serta merta blog sobat terindeks pada mesin pencari nya, akan tetapi memerlukan 3 sampai 4 minggu baru blog sobat bisa terindeks. Jika sudah 3 sampai 4 minggu, maka cobalah ketik alamat blog sobat pada mesin pencari google, apakah sudah terindeks atau belum? jika belum, coba tunggu beberapa minggu lagi, dan tuliskan kembali alamat blog sobat, Jika ternyata masih belum juga, coba deh daftarin lagi blog nya ke google seperti langkah di atas. Atau mungkin sobat tidak sabar ingin cepat terindeks, sebenarnya bisa saja ini terjadi, hanya dalam 3 atau 4 hari saja blog sobat sudah bisa terindeks di google. Ingin tahu caranya? simak saja postingan berikutnya ya, mungkin satu dua hari ke depan artikelnya selesai saya buat.
    # Daftar Yahoo!

    Untuk mendaftar ke yahoo! silahkan sobat kunjungi https://siteexplorer.search.yahoo.com/submit. Akan tetapi untuk mendaftar ke yahoo, sobat harus terlebih dahulu mempunyai account yahoo, karena di perlukan log in terlebih dahulu ke account yahoo. Bagi yang belum punya account yahoo (email di yahoo) silahkan bikin dulu, bagi yang sudah punya, sobat tinggal login dengan username serta password sobat. Apabila sudah login, nanti sudah tersedia kolom untuk di isi, silahkan isi kolom tersebut dengan URL sobat, kemudian klik tombol Add URL, selesai. Jika ingin memasukan alamat feed sekalian, sobat bisa memasukannya. Ingat, alamat feed di blogger hanya tinggal menambahkan atom.xml di belakang uRL blog sobat.
    # Daftar ke Msn

    Untuk daftar ke Msn, silahkan sobat kunjungi http://search.msn.com/docs/submit.aspx?FORM=WSDD2 silahkan sobat isi huruf verifikasi dan URL sobat pada kotak yang tersedia, kemudian klik tombol Submit URL, selesai.

    Apabila sobat mempunyai keinginan lebih, yaitu URL blog sobat terindeks pada puluhan mesin pencari, sobat bisa menggunakan bantuan situs submitter. Coba klik saja dibawah ini :

    http://freewebsubmission.com

    Tugas sobat hanya mengisi alamat URL blog miliknya, serta menuliskan alamat email saja, kemudian klik tombol Submit Your Site.

    Jika ingin lebih cepat terkenal coba lakukan ping ke bebagai agregator, silahkan klik di bawah :

    http://pingoat.com

    Sobat tinggal mengisi form yang di sediakan. Selamat Mencoba !!!

    Baca Selengkapnya...

    Cara Agar Blog Terkenal

    Setiap blogger pasti ingin memiliki blog yang cepat dikenal oleh banyak orang, apalagi jika blog tersebut merupakan blog baru. Salah satu cara yang cepat adalah dengan memasang iklan blog anda di situs pasang iklan gratis yang banyak tersebar di internet.

    Tentu capek sekali jika harus mengiklankan blog kita di ribuan situs iklan gratis satu per satu. Namun kini kita tidak perlu capek2 mendaftarkannya secara manual. Ada kabar gembira buat semua pemilik blog..sekarang telah ada situs pendaftar iklan situs/blog kita secara gratis dan otomatis, yaitu melalui growurl.

    Melalui growurl , kita cukup sekali saja mendaftarkan alamat situs atau blog kita dan growurl akan secara otomatis mendaftarkan situs kita di lebih dari 100 situs pemasang iklan. Dan enaknya lagi, kita dapat memanfaatkan fasilitas ini secara gratis. Ingin tahu caranya?

    Berikut ini saya bagi tips sukses melalui growurl untuk anda :

    1. Daftar menjadi member growurl. Klik di www.growurl.com untuk daftar secara gratis

    2. setelah anda terdaftar, silahkan anda pilih menu get free credit. Ada beberapa macam menu yang bisa anda pilih. yaitu :

    a. Refer Friend to Register, anda akan mendapatkan 1 credit yang berlaku selama 2 hari tiap teman anda mendaftar growurl.

    b. Put GrowUrl logo on your website front page. Anda akan mendapatkan 2 credit setiapbulan yang berlaku selama 4 hari

    c. Put GrowUrl Mini Ads on your website front page. dengan memasang banner growurl,maka anda memperoleh 3 credit setiap bulan yang berlaku sampai 6 hari.

    d. Register your Classified Ads / Directory / Mailing List to GrowUrl. Dengan memilih ini anda akan memperoleh 10 credit tiap bulan yang dapat berlaku sampai 20 hari

    e. Write a review / article about GrowUrl in your blog. Dengan membuat review anda akan memperoleh 5 credit tiap review yang dapat berlaku selama 10 hari

    Pilih salah satu menu di atas dan anda akan mendapatkan link atau kode yang bisa anda tampilkan di blog / situs anda. Jika anda memilih write a review, segeralah membuat posting tentang growurl dan isikan link posting anda di form yang telah disediakan. Setelah itu anda hanya tinggal menunggu dan rajin mengecek apakah credit anda sudah masuk atau belum.

    Jika credit anda sudah masuk…daftarkan segera blog / situs anda. Maka secara otomatis growurl akan mendaftarkannya di ratusan situs pasang iklan, secara otomatis,gratis dan instan. Kemudian anda hanya tinggal melihat perubahan traffic anda. Saya yakin traffic anda akan meningkat jika anda melakukan tips2 yang ada di atas. mudah bukan??
    klik disini jika ingin menjadi member growurl.

    Menjadi terkenal tidaklah sulit, tapi mempertahankannya..perlu perjuangan. Tetap fokus pada content/posting yang berkualitas. Keep blogging.

    Baca Selengkapnya...

    Penatalaksanaan PPOK

    PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) merupakan masalah kesehatan umum dan menyerang sekitar 10% penduduk usia 40 tahun ke atas. Jumlah kasus PPOK ini memiliki kecenderungan untuk meningkat, dimana menurut WHO pada tahun 2020 diperkirakan bahwa PPOK akan menjadai penyebab ke-3 ketidakmampuan (disability) di dunia, disampaikan oleh beberapa pembicara pakar dibidang respiratori saat mempresentasikan makalahnya pada acara Konferensi Kerja Pertemuan Ilmiah Berkala PERAPI 2006, di Bandung Desember ini.

    PPOK merupakan suatu kelainan penyempitan saluran napas, dan berhubungan dengan kelainan respon inflamasi yang berlangsung secara kronik. Gejala klinis dari PPOK adalah batuk kronik terutama pada penderita perokok dan terpapar gas/partikel polutan, produksi sputum yang meningkat, sesak napas (karakteristik pada PPOK adalah membutuhkan usaha atau tenaga lebih untuk bernapas, terengah-engah, persisten dan progresif, serta jika sudah berat menggunakan otot-otot bantu napas).

    Diagnosis pasti ialah dengan pemeriksaan spirometri, terutama setelah pemberian bronkodilatator.

    Menurut American Thoracic Society (ATS), faktor risiko terjadinya PPOK adalah:

    - Faktor host : faktor genetik, jenis kelamin, dan anatomi saluran napas

    - Faktor exposure : merokok, status sosioekonomi, hipereaktivitas saluran napas, pekerjaan, polusi lingkungan, kejadian saat perinatal, infeksi bronkopulmoner rekuren, dll.

    Gambaran klinis sistemik PPOK dapat berupa penurunan berat badan, disfungsi otot-otot skelet dan kelainan sistemik yang bersifat potensial. Penurunan berat badan akibat adanya ketidaksesuaian intake kalori, oleh karena pada pasien PPOK terjadi peningkatan metabolisme basal. Peningkatan metabolisme basal ini akibat adanya inflamasi sistemik, hipoksia jaringan dan pemakaian obat-obatan pada pasien PPOK (misalnya beta-2 agonis).

    Adanya disfungsi otot skelet dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup penderita karena akan membatasi kapasitas latihan dai pasien PPOK. Disfungsi ini terjadi akibat perubahan gaya hidup pasien PPOK (aktivitas fisik yang menurun karena pasien mudah sesak), kelainan nutrisi, hipoksia jaringan, apoptosis otot skelet, stres oksidatif, rokok, kepekaan individu, perubahan hormon, perubahan elektrolit, kelaiana regulasi nitrit oksida, dan obat-obatan.

    Gambaran sistemik dari PPOK antara lain dapat meningkatkan prevalensi depresi dan prevalensi osteoporosis. Osteoporosis dapat terjadi pada penderita PPOK karena adanya malnutrisi, perubahan pola hidup, prokok, terapi steroid dan inflamasi sistemik.

    Pemberian bronkodilator (beta-2 agonis atau anti-kolinergik) merupakan terapi utama pada kasus PPOK. Global initiative for chronic obstructive lung disease (GOLD) telah merekomendasikan pemberian bronkodilator sebagai obat utama dalam penatalaksanaan PPOK, disamping obat golongan lain seperti inhalasi glukokortikoid, antioksidan dan lainnya.

    Bronkodilatator dapat diberikan secara insidentil, ataupun diberikan secara reguler dan lebih disukai ialah dalam bentuk inhalasi.

    Pemakaian antioksidan yang direkomendasikan oleh Internasional dan nasional guideline adalah N-acetylcysteine (NAC). NAC selain sebagai agen mukolitik, juga berperan sebagai antioksidan dan anti-inflamasi, serta imunomodulator. NAC sebagai agen mukolitik bekerja dengan cara menghancurkan/memecah jembatan disulfida dari makromolekul mukoprotein yang terdapat dalam sekresi bronkial, sehingga mukus menjadi lebih encer, serta bekerja dengan cara memperbaiki kerja silia saluran napas.

    Dengan adanya kerja silia yang membaik ini, maka akan sedikit mukus yang melekat pada epitel dan menyebabkan penetrasi antibiotika ke dalam jaringan akan meningkat, dan hal ini akan mengurangi kolonisasi bakteri. Efek ini dikenal sebagai anti adherens bacteria dari NAC.

    NAC sebagai antioksidan akan menjadi prekursor glutation (antioksidan) karena NAC mudah untuk berpenetrasi kedalam sel dan diasetilasi menjadi sistein. Sistein ini berperan terhadap sintesis glutation. Selain berperan secara tidak langsung sebagai antioksidan, peranan NAC secara langsung sebagai antioksidan adalah membawa gugus tiol (gugus SH) bebas yang dapat berinteraksi dengan gugus elektrofilik ROS.

    Peranan NAC sebagai anti-inflamasi yaitu menghambat pelepasan sitokin pro-inflamasi, dan sebagai imunomodulator dengan cara meningkatkan fungsi sel-sel imunitas seperti limfosit dan makrofag terhadap radikal bebas dan bakteri atau benda asing.

    Uji klinis NAC pada PPOK yang melibatkan 1392 pasien membuktikan bahwa pemberian NAC dapat mengurangi viskositas ekspektorasi, memudahkan ekspektorasi, dan mengurangi derajat keparahan batuk.

    Terapi lain yang saat ini sedang diteliti peranannya dalam PPOK adalah anti-TNF alpha (telah ditunjukan efektif pada penyakit inflamasi kronis seperti artritis reumatoid) dan penghambat iNOS.

    Baca Selengkapnya...

    Soal Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)

    SOAL UJIAN KOMPETENSI 2008

    KUMPULAN SOAL-SOAL KOMPETENSI
    1. Wanita 22 tahun tidak sadarkan diri. Penderita berasal dari Kupang yang baru tinggal di Jakarta selama 1 tahun. Diketahui, ia 1 bulan yang lalu pulang ke Kupang NTT dan baru kembali ke Jakarta 1 minggu yang lalu. Dari keadaan pasien di atas dapat disimpulkan

    A. Imunitas ……….

    B. Imunitas bersifat protektif

    C. Imunitas didominasi oleh imun humoral

    D. Imunitas dibentuk dengan cepat

    E. Imunitas hilang dengan cepat

    2. Seorang wanita 37 tahun datang dengan keluhan keputihan seperti susu kental. Gatal pada kemaluan, berulang. Pasien juga menderita DM. Pemeriksaan fisik normal. Status lokalis regio vagina dan perineum hiperemis, bercak-bercak putih, flour albus putih kental. Untuk penegakkan diagnosis, pemeriksaan apa yang sebaiknya dilakukan?

    A. Sediaan basah usap vagina

    B. Biopsi

    C. ……….

    D. Biomolekuler

    E. Serologi

    3. Pada pemeriksaan hepatitis B yang diperiksa adalah

    A. Antibodi anti Hbe

    B. Antibodi anti Hbs

    C. Antibodi anti Hbc

    D. Hbc

    E. ……….

    4. Wanita 11 tahun, tonsil T3 hiperemis, berselaput, unilateral

    A. ADS + Penicilin

    B. ADS

    C. ADS + Vit C dosis tinggi

    D. Penicilin + Vit C dosis tinggi

    E. Penisilin

    5. Wanita 10 tahun, higienis kurang, gatal-gatal pada sela jari tangan dan tungkai, dijumpai adanya eritem, papul, pustula, vesikula. Diagnosis keadaan di atas adalah

    Jawaban: Skabies

    6. Seorang wanita 40 tahun, dijumpai adanya benjolan pada payudara kanan, konsistensi keras, diameter 2-5cm, batas tegas, sulit digerakkan, keluar darah dan cairan putih. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Fibroadenoma

    B. Tumor pilloides

    C. Papiloma intraduktal

    D. Karsinoma invasif

    E. Mastitis

    7. Seorang laki-laki 25 tahun mengalami trauma akibat kecelakaan lalu lintas. Dijumpai adanya SOL pada CT Scan kepala serta epidural hematoma. Kemungkinan arteri yang pecah adalah

    A. Bridging vein

    B. a. meningea media

    C. a. serebral anterior

    D. a. serebral posterior

    E. Berry artery

    8. Wanita 40 tahun ada benjolan pada submandibular dextra. Pemeriksaan foto menunjukkan tumor parotis (kelenjar air liur) paling ganas.

    A. Adeno ca

    B. Kistadenoma

    C. Tumor acinic

    D. Karsinoma mukoepidermoid

    E. Mixed type sel ca

    9. Wanita 37 tahun mengeluh sesak nafas, merah di daerah pipi. Tes Smith Ag (+). Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. SLE

    B. OA

    C. RA

    D. Artritis Gout

    E. Sindrom Sjogren

    10. Wanita 40 tahun mengalami keputihan. Pada Pap Smear dijumpai sel koilosit dan Displasia sedang. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. HIV

    B. HBV

    C. HSV

    D. HPV

    11. Seorang wanita mengeluh benjolan perut kiri. Dilakukan pemeriksaan PA, biopsi menunjukkan adanya tulang, tulang rawan, sel glioma otak, ependimoma. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Teratoma jinak

    B. Teratoma ganas

    C. Teratoma campuran

    D. Tumor yolk sac

    E. Tumor sel granulosa

    12. Wanita 45 tahun mengeluh sesak nafas, pemeriksaan laboratorium: SGOT dan SGPT normal, parameter yang lain juga normal. Hanya dijumpai cairan di bawah diafragma. Ditemukan tumor ovarium dan kepadatan di peritoneum. Sindrom apakah ini

    A. Sindrom Eisenmenger

    B. Meig syndrome

    C. Sindrom Cartegener

    D. Sindrom Nefrotik

    E. Sindrom Hepatorenal

    13. Wanita hamil 32 minggu mengeluh sesak nafas, bengkak di kaki (+), parameter lainnya normal. Pada pemeriksaan urin, dijumpai protein +. Bagaimana hal ini bisa terjadi

    A. Peningkatan tekanan osmotik plasma

    B. Penurunan tekanan hidrostatik

    C. Pemindahan cairan intravaskuler

    D. Sumbatan aliran darah

    E. Retensi garam oleh ginjal

    14. Laki-laki meninggal di ladang. Kaku-kaku sendi karena

    A. Meningkatnya cairan di sarkoplasma

    B. Tidak tergradasinya asetil kolin di synaps

    C. Pusat tubuh berhenti

    D. Motor neuron tidak aktif

    E. Semua enzim tidak bekerja

    15. Anak 3 tahun kejang, demam 5 hari, penurunan kesadaran, batuk pilek. Untuk menegakkan diagnosis keadaan di atas dilakukan pemeriksaan

    A. Periksa trombosit

    B. Periksa gas darah

    C. Periksa elektrolit

    D. Periksa cairan otak

    E. Periksa cairan lambung

    16. Wanita 35 tahun mengalami luka tembak di rahang kiri oleh teman sekerja. Dirawat 1bulan di rumah sakit, 3 hari baru keluar, terjadi perdarahan, dibawa ke dokter, lalu dirawat, baru pulang 2 hari, terjadi lagi perdarah saat sikat gigi, pasien lalu dibawa ke UGD, namun mengalami sesak saat di jalan dan akhirnya meninggal. Keluarga ingin menuntut. Tindakan paling berat untuk dokter yang merawat

    A. Sanksi pidana

    B. Sanksi perdata

    C. Sanksi administratif

    D. Tegur lisan

    E. Ganti rugi

    17. Wanita 35 tahun, dibawa dalam keadaan tidak sadar, panas sejak 4 hari. Pasien sudah ke dokter dan mendapat obat tetapi tidak ada perbaikan. 10 hari yang lalu baru pulang berburu dari hutan di Flores. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: koma, GCS 5, TD: 150/90, N: 100, T:40,8°C, kaku kuduk, kelenjar limfe koli teraba 2 buah masing-masing 1 cm, tungkai dan tangan lemah. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Stroke

    B. Sepsis

    C. Meningitis bakterial

    D. Sistiserkosis

    E. Malaria serebral

    18. Wanita 80 tahun kesakitan tidak tertahankan oleh tumor ganas di paru yang sudah menjalar pada organ lain. Pasien ini meminta dilakukan euthanasia terhadap dirinya. Alasan mengabulkan euthanasia pada pasien ini

    A. Usia pasien sudah sangat tua

    B. Pasien membayar dalam jumlah besar

    C. Euthanasia menghilangkan pasienan pasien

    D. Permintaan pasien

    E. Hak manusia untuk mengkahiri kehidupan mereka sendiri

    19. Wanita 36 tahun mengalami pembesaran uterus simetris tanpa disertai nodul atau massa. Pasien juga mengalami menorrhagia dan nyeri pelvis. Tes kehamilan (+). Diagnosis keadaan diatas adalah

    A. Endometriosis

    B. Leiomyoma

    C. Hiperplasia endometrium

    D. Adenomiosis

    E. Endometritis kronik

    20. Seorang wanita 50 tahun mengalami peningkatan LDL darah, mendapat terapi oral. Setelah minum obat os mengeluh nyeri otot yang akhir-akhir ini semakin luas terutama bila beraktivitas. Bagaimana mekanisme kerja obat?

    A. Meningkatkan asam empedu

    B. Menurunkan pengikatan asam empedu

    C. Menurunkan produksi LDL

    D. Menurunkan aktivitas lipoprotein lipase

    E. Menghambat aktivitas 3 hidroksi 3 metilglukoronil koA reduktase

    21. Wanita 32 tahun sebagai pekerja tambang datang dengan keluhan perut terasa sakit tanpa disertai keluhan mual, muntah, diare. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik ditegakkan diagnosis plumbo porphiria. Terjadi defisiensi enzim apakah pada keadaan ini?

    A. Uroporfirinogen dekarboksilase

    B. Heme sintase

    C. Protoporfirinogen oksidase

    D. ALA dehidratase

    E. Coproporfirinogen oksidase

    22. Anda diminta membantu suatu organisasi menyusun perilaku hidup sehat. Kegiatan tersebut memberikan pendidikan tentang makanan sehat dan cara mempersiapkannya. Keterampilan menghitung kalori dan jenis olah raga apa yang baik untuk kardiovaskuler dan daya tahan. Strategi apakah yang digunakan dalam program tersebut?

    A. Edukasi

    B. Kemitraan

    C. Pemberdayaan masyarakat

    D. Peningkatan kapabilitas

    E. Komunikasi ……….

    23. Bayi, lahir spontan, berat badan dan panjang badan dalam batas normal, rewel terlihat kuning. Bilirubin direk 0,75, bilirubin indirek 15,5. Total bilirubin 16,25. Menurut anda, apakah yang menyebabkan keadaan ini?

    Jawaban: Hepatitis

    24. Bayi 7 bulan keluar nanah dari telinga kiri yang didahului pilek, panas, batuk. Apa yang harus dilakukan?

    Jawaban: Pengisapan sekret dan pemberian antibiotika

    25. Wanita 22 tahun, nyeri menelan sebelah kanan. Dijumpai demam, suara sengau, trismus 3 cm, pada palatum ……….. Awal penatalaksanaan pada keadaan ini

    A. Antitetanus + antibiotika

    B. Pemasangan nasogastrik

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    26. Laki-laki 34 tahun menderita bercak kemerahan di pantat, lutut, siku, tidak gatal, bersisik, kulit kusam, berkelok-kelok. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Lichen planus

    B. Dermatofita

    C. Ptiriasis rosea

    D. Psoriasis vulgaris

    E. ……….

    27. Seorang laki-laki umur 24 tahun mengeluh tukak pada leher kanan. Setahun kemudian tukak tersebut pecah, tidak begitu nyeri dan meluas. Dari hasil PA didapatkan massa folikel yang dilapisi sel epitel kuboid. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Lupus eritematosus sistemik

    B. TBC kutis

    C. Skrofuloderma

    D. MH tuberkulosa

    E. MH lepra

    28. Wanita 50 tahun, mengeluh pembesaran pada kelenjar tifoid, tidak nyeri, sebesar bola pingpong, T3, T4 normal, TSH meningkat. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Stroma limfonodum

    B. Tiroiditis

    C. Adenoma folikuler

    D. Toksik goiter

    E. ……….

    29. Wanita 19 tahun G2P1A0 hamil aterm, fase aktif, 4 jam pembukaan 4 cm, baru pecah ketuban, posisi kepala di stasiun 3, DJJ 140 x/menit. Tindakan kita

    A. Ambulasi pasien

    B. Rujuk untuk sesar

    C. Oksitosin + oksigen

    D. ……….

    E. ……….

    30. 12 anak sekolah dasar memiliki sekolah yang berdekatan dengan tempat sampah, sakit mual dan mata kuning. Tindakan kita

    A. Tutup sekolah

    B. Isolasi 12 anak

    C. Meneliti anak tersebut

    D. Melakukan penelitian

    E. Lapor ke dinkes setempat

    31. Anak 7 bulan, berat 8 kg, tidak mau makan dan minum, UUB cekung, tidak dijumpai panas, mual, dan nyeri. Anak rewel. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Stomatitis

    B. Mononukleosis infeksiosa

    C. Moniliasis

    D. Difteri

    E. Tumor tonsil

    32. Wanita 50 tahun, suka kencing, makan, berat badan turun, BSS 300 mg/dl. Bila dibiarkan, efek mikroangiopati yang timbul berupa

    A. Miokardiopati

    B. Nefropati diabetik

    C. Stroke otak

    D. ……….

    E. ……….

    33. Pria 40 tahun, berhalusinasi melihat peti mayat dan mendengar mayat berbicara “mati kamu, mati kamu”. Obat yang baik untuk penderita ini adalah

    A. Antidepresi

    B. Antipsikotik

    C. Anticemas

    D. Elektrokonvulsi

    E. Psikoterapi

    34. Seorang wanita 27 tahun, riwayat kontak seksual ± 3 hari yang lalu. Pasien mengeluh keluar nanah dari OUE, warna kemerahan, bengkak, OUE terasa nyeri, dan terdapat demam. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Sifilis

    B. Limfogranuloma venerum

    C. Gonorrhoe

    D. Ulkus molle

    E. ……….

    35. Wanita 25 tahun, riwayat kontak seksual ± 3 minggu yang lalu. Timbul tukak, hilang sendiri tanpa berobat. Tiba-tiba 2 minggu kemudian muncul bintik-bintik merah menyebar ke seluruh tubuhnya. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Sifilis

    B. Gonorrhoe

    C. Ulkus molle

    D. Limfogranuloma venerum

    E. ……….

    36. Seorang anak laki-laki 10 tahun, riwayat demam dan nyeri menelan sejak ± 5 hari yang lalu. ± 3 hari yang lalu, BAK kurang dari 1 gelas/hari, nyeri pinggang, BUN meningkat, laboratorium urin eritrosit (+), protein (+), silinder (+). Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Glomerulonefritis akut

    B. Sindroma nefrotik

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    37. Seorang anak perempuan 6 tahun datang dengan keluhan BAK kurang. Riwayat diare dan muntah-muntah ± 3 hari yang lalu. Ayahnya kemudian mempuasakan anaknya dan makan dan minum. Hari ini anaknya minum air > 7 liter tetapi BAK tetap sedikit. Diagnosis kedaan ini adalah

    A. Gagal ginjal akut

    B. Gagal ginjal kronis

    C. Gagal ginjal akut dan kronis

    D. ……….

    E. ……….

    38. Anak laki-laki usia 2 tahun berat badan 15 kg. Berapa maintenancenya untuk 1 hari

    A. 750 cc

    B. 1000 cc

    C. 1100 cc

    D. 1250 cc

    E. 2250 cc

    39. Seorang pria usia 56 tahun mengeluh luka pada jari kelingking kanannya, terlihat tulang pada ruas kedua jari pasien mengeluh nafsu makan bertambah, banyak minum, mudah lesu, sering BAK, Hb= 9 gr/dL, Glukosa puasa 190 mg/dL, 2 jam PP 425 mg/dL, urin reduksi merah bata, pH=4,5. Kemungkinan apakah zat yang berlebih dalam darah?

    A. Asam lemak bebas

    B. Laktat

    C. Benda keton

    D. Sorbitol

    E. Asam amino

    40. Dua orang anak usia sekitar 3-4 tahun tinggal di desa yang sama, namun ada perbedaan pada kondisi fisik ke-2 anak tersebut. Anak I gemuk, bila ditekan bekas tekanan tidak hilang, anak II, kurus, kaki edema saat ditekan, bekas tekanan tidak hilang. Anak pertama baru pindah ke desa tersebut setelah 3 bulan ayahnya di PHK. Anak II sudah tinggal di desa tersebut sejak lahir. Apa yang menyebabkan perbedaan kondisi fisik pada kedua anak tersebut?

    A. Jenis makanan

    B. Lama tinggal di desa tersebut

    C. Lama defisiensi protein kalori

    D. Jenis penyakit

    E. Jenis edema

    41. Seorang wanita usia 40 tahun datang ke dokter dengan keluhan mulut mencong ke kiri dan telinga terasa sakit dan bertambah sakit bila daun telinga bergerak. Keluar cairan berwarna kuning dari telinga. Os menderita DM. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Otitis media kronis

    B. Otitis media kronis maligna

    C. Kolesteatoma

    D. Otitis eksterna maligna

    E. Bell’s palsy

    42. Wanita 54 tahun sulit menahan menahan BAK, badan kurus, sering haus, penglihatan kabur, pemeriksaan oftalmologi ada kekeruhan lensa mata kiri, BSS 380 mg/dL. Zat apa yang dijumpai di urin?

    A. Glukosa

    B. Leukosit

    C. Protein

    D. Eritrosit

    E. Kristal Ca oksalat

    43. Wanita 22 tahun disuntik insulin karena DM seumur hidup. Kelainan metabolik yang dijumpai?

    A. Kerusakan sel β pankreas

    B. Gangguan mekanisme sekresi insulin dari pankreas

    C. Menurunkan jumlah reseptor insulin pada sel target

    D. Perubahan kualitas reseptor insulin pada sel target

    E. Menurunkan jumlah signaling molekul di sel target

    44. Wanita 30 tahun, datang dengan keluhan utama dada berdebar selama 5 bulan, kurang tidur, sepsis diare diobati sendiri. Minum pil KB, TD: 150/80 mmHg, N: 120 x/menit aritmia, RR 16 x/menit. Ada benjolan di depan leher, ikut bergerak waktu menelan. Penyebab aritmia pada keadaan ini adalah

    A. Obat diare

    B. Sering diare

    C. Pil KB

    D. Kurang tidur

    E. Benjolan di leher

    45. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Scanning leher

    B. EKG

    C. Iodium uptake

    D. T3, T4

    E. BMR

    46. Wanita 20 tahun, mengeluh kedua telinga kurang mendengar. Pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, tes bisik 3 m. Weber lateralisasi ke kanan. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Kanan conductive hearing loss (CHL), kiri CHL lebih berat

    B. Kanan sensorineural hearing loss (SNHL), kiri SNHL lebih ringan

    C. Kanan SNHL kiri, kiri CHL ringan

    D. Kanan CHL sedang, kiri CHL ringan

    E. Kanan dan kiri mixed hearing loss, kanan lebih berat

    47. Malaria dengan demam selang 2 hari

    A. Malariae

    B. Vivax

    C. Ovale

    D. ……….

    E. ……….

    48. Varisela, vesikula belum pecah, T=38,4°C. pengobatan yang sesuai

    A. Salep

    B. Krim

    C. Bedak

    D. Lotio

    E. ……….

    49. Lesi eritema di inguinal kanan dan kiri; nodul satelit (+), tidak erosi, sediaan yang tepat adalah

    A. Salep

    B. Krim

    C. Bedak

    D. Lotio

    E. ……….

    50. Untuk menanggulangi wabah DBD, gubernur melakukan gerakan 3 M yang disosialisasikan melalui slogan dan radio spot. Cara ini termasuk kategori apa?

    A. Content

    B. Context

    C. Clarity

    D. Continuity

    E. Consistency

    51. Untuk sakit kulitnya pasien diberi prednison, pasien termasuk kategori pelupa untuk minum obat. Bagaimana cara anda meningkatkan kepatuhan penderita

    A. Minum dengan dosis 1 x/hari pagi, bila lupa jangan minum pada hari itu

    B. Minum dengan dosis terbagi, bila minum berdekatan, beri tahu efek samping obat

    C. Minum 1 x/hari sebelum tidur untuk menurunkan efek pada GIT

    D. Minum 1x/hari pagi hari, bila lupa, segera minum kapan ingat

    E. Minum kapan ingat

    52. Wanita 50 tahun, riwayat hipertensi selama 5 tahun, tidak berobat teratur (tiazid, β-bloker. TB: 157 cm, BB: 72 cm, TD: 170/100. Kardiomegali untuk tahu kerusakan target organ ginjal, pemeriksaan sederhana untuk keadaan ini adalah

    A. Urin rutin

    B. Kreatinin serum

    C. Ureum serum

    D. Klirens kreatinin urin

    E. LFG

    53. 4 bulan anemia gravis, pucat, UU lebar, lie hepar besar, GOT: eritrosit ukuran sama dengan inti lmfosit kecil, daerah pucat < ½ diameter eritrobasophilic stipling, target cell, ear drop, howel jelly bodies. Penyebabnya

    A. Anemia hemolitik

    B. Defisiensi folat

    C. Defisiensi B12

    D. Defisiensi Fe

    E. Thalasemia

    54. Laki-laki 40 tahun, mengalami penurunan kesadaran, dari korea, hemiparesis, TIK meningkat, pada CT Scan dijumpai bentukan bulat seperti kristal berisi scolices pada jaringan otak. Diagnosis keadaan ini adalah

    A. Hydatid desease

    B. Angiostrongyliasis

    C. Trichinellosis spiralis

    D. Cystiserkosis cellulosa

    E. Taenia solium

    55. 5 tahun, enuresis, gatal di perianal terutama malam hari. Usulan pemeriksaan

    A. Tinja langsung

    B. Tinja apung

    C. Tinja endapan

    D. Harada Mori

    E. Garam Scotch adhesive tape

    56. Pria, 38 tahun, petani, sering lelah, nafsu makan menurun, BB menurun, flatus meningkat, nyeri abdomen, diare berdarah +, lendir +, tinja langsung terdapat bentukan tak teratur dengan tonjolan runcing, di dalamnya terdapat inti bergerak cepat. Diagnosis keadaan ini adalah

    A. Balantidium coli

    B. Dientamoena fragilis

    C. E. coli

    D. E. histolytica

    E. Giardia lamblia

    57. Pemeriksaan untuk diagnosis posisi punggung fetus

    A. Leopold I

    B. Leopold II

    C. Leopold III

    D. Leopold IV

    E. Periksa dalam

    58. Seorang wanita hamil mengeluh adanya masa di leher depan sejak 3 tahun yang lalu, tidak ada nyeri dan semakin membesar. Di kampungnya banyak yang menderita sakit seperti ini. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Defisiensi akromium

    B. Defisiensi zat iodium

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    59. Seorang wanita usia 30 tahun mengeluh keluar cairan keputihan dari vaginanya. Terdapat gatal, vulva dan vagina lecet-lecet karena sering digaruk-garuk. Dari vagina keluar cairan seperti bulir-bulir nasi atau susu bubuk. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan selanjutnya?

    A. Darah

    B. Urin

    C. Pap smear

    D. Vaginal swab

    E. ……….

    60. Seorang wanita usia 54 tahun datang dengan keluhan tidak bisa menahan BAK. Sering BAK malam hari, badan kurus, mudah haus, penglihatan mata kabur, BSS 380 mg/dL. Gejala apa lagi yang relevan ditemukan pada pasien ini?

    A. Bising sistolik

    B. Pembesaran kelejar tiroid

    C. Anemia konjungtiva

    D. Tremor pada jari-jari tangan

    E. Mudah lapar

    61. Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke praktik dokter umum dengan keluhan nyeri dan timbul benjolan pada pangkal ibu jari kaki kanan yang sudah diderita selama 3 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik tampak pangkal ibu jari kanan tersebut nyeri bila digerakkan serta pada sisi lateralnya terdapat benjolan dengan diameter 2 cm yang melekat pada dasar. Pemeriksaan asam urat darah meningkat. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Artritis gout

    B. Artritis reumatoid

    C. Osteoartritis

    D. Sinovitis vilonodular

    E. Artritis tuberkulosis

    62. Dalam perencanaan suatu program perlu indikator proses dan masukan. Terkait program Depkes Indonesia Sehat 2010, indikator yang paling sesuai adalah

    A. Angka kesakitan malarai per 1000 penduduk

    B. Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas

    C. Persentase rumah sehat

    D. Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan

    E. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri

    63. Berikut daftar penyakit infeksi dan noninfeksi pada Puskesmas A tahun 2007

    Penyakit


    Jumlah

    Hipertensi


    3365

    TBC


    349

    Demam Berdarah


    120

    ISPA


    3949

    Gizi Buruk


    41

    Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan menurut Pan American Health Organization berdasarkan “Severity of the problem” yang memiliki skor tertinggi adalah

    A. Hipertensi

    B. TBC

    C. Demam berdarah

    D. ISPA

    E. Gizi buruk

    64.

    Penyakit


    Jumlah

    Hipertensi


    755

    TBC


    13

    Diare


    702

    ISPA


    1953

    Gizi Buruk


    9

    Berdasarkan “Community dan Political Concern”?

    A. Hipertensi

    B. TBC

    C. Diare

    D. ISPA

    E. Gizi buruk

    65. Seorang wanita, G2P1A0, hamil 12 minggu, datang untuk pemeriksaan rutin kehamilan. Riwayat kehamilan pertama lahir spontan, hidup, berat badan normal. Saat ini anak telah berusia 3 tahun, sehat. Anamnesis tambahan untuk risiko anemia pada ibu

    A. Menanyakan kebiasaan dietnya

    B. Riwayat anemia defisiensi Zn saat kehamilan yang lalu

    C. Apakah anak yang sekarang anemia

    D. Jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum kehamilan

    E. Riwayat minum obat-obatan sebelum dan selama kehamilan ini

    66. Wanita, 19 tahun mengeluh telapak kaki terdapat lubang-lubang dangkal nyeri. Pada kerokan kulit didapatkan gambaran bulat/lonjong. Apa penyebab keadaan tersebut

    A. Hifa nonreproduktif

    B. Miselium

    C. Spora

    D. Aspergilum

    E. Hifa reproduktif

    67. Laki-laki 55 tahun, tidur tidak bisa dibangunkan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik, spider nevi, buncit. Istri berkata setelah makan ikan dan paginya sulit dibangunkan. Di mulut terdapat bercak-bercak daran dan bau amandel. Apa penyebab adanya bau amandel?

    A. Amoniak dalam nafas

    B. Alkohol dan darah

    C. Alkohol dan sisa ikan

    D. Sisa ikan

    E. Sisa ikan + darah

    68. Wanita 17 tahun, mengeluh keputihan dan vaginal discharge putih kehijauan, bergumpal-gumpal, gata ± 1 minggu. Penyebab keadaan ini adalah

    A. Tricophyton

    B. Epidermophyton

    C. Fusarium

    D. Aspergilus

    E. Candida

    69. Pada luka bakar grade II, 42%. Tindakan pertama yang dilakukan

    A. Pemberian O2

    B. Infus RL

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    70. Wanita datang dengan keluhan nyeri saat BAK. Dijumpai adanya ulkus. Apa ulkus tersebut?

    A. Ulkus mole

    B. Ulkus durum

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    71. Anak laki-laki 11 tahun. Datang dengan keluhan gatal-gatal di tangan, badan, genitalia sejak 1 bulan terakhir. Gatal terutama pada malam hari. Teman-temannya juga mengalami keadaan yang sama. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Prurigo herba

    B. Skabies

    C. Pedikulosis korporis

    D. Gigitan serangga

    E. Dermatitis alergika

    72. Laki-laki 35 tahun, korban jambret dibawa ke UGD. Terdapat beberapa luka bacok di lengan bawah kiri, pucat, takut. Setelah perawatan luka, dianjurkan rawat inap untuk observasi. Setelah 5 hari pasien pulang dan kontrol poli. Jenis visum yang diberikan

    A. VER sementara

    B. VER lanjutan

    C. VER tetap

    D. Surat istirahat

    E. Surat rawat jalan

    73. Laki-laki 30 tahun, 1 minggu yang lalu berobat ke dokter, keluhan utama tungkai bawah kanan bengkak, merah, nyeri. Kelainan kulit: eritem, batas tegas, edema, bula, palpasi hangat, nyeri tekan. Pemeriksaan gram : Streptococcus (+). Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Erisipelas

    B. Eritrasma

    C. Selulitis

    D. Ektima

    E. Impetigo kontagiosa bulosa

    74. Seorang laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan tangan tremor, jantung berdebar. Untuk menyingkirkan adanya parkinson, pemeriksaan yang dianjurkan

    A. Uji gula darah

    B. Uji rigiditas dan ……….

    C. Uji spastisitas

    D. ……….

    E. Tes romberg

    75. Mata kanan tidak bisa melihat, mata kiri normal. Dimanakah letak kerusakan

    A. Nervus optikus dextra

    B. Traktus optikus dextra

    C. Chiasma

    D. Chiasma anterior

    E. Chiasma posterior

    76. Anak-anak usia 8 tahun, pandangan kabur perlahan-lahan. Sebagai dokter umum, tindakan apa yang harus dilakukan

    A. Rujuk ke spesialis mata

    B. Lakukan anamnesa

    C. Pemeriksaan visus

    D. ……….

    E. ……….

    77. Bilas lambung pada sirosis hepatis bertujuan

    A. Membuang racun

    B. Membuang sisa makanan di lambung

    C. ………

    D. ………

    E. ………

    78. Diet pada sirosis hepatis, dari koma kemudian 7 hari sadar

    A. Makanan biasa + ekstra protein

    B. Makanan biasa + ekstra vitamin

    C. Makanan biasa + ekstra protein + vitamin

    D. Diet TKTP 3 x sehari

    E. DIET TKTP paket kecil

    79. Bayi 4 tahun dengan gangguan pencernaan, sumber bahan utama yang diambil dari ………. glikogen otot

    80. Pasien 20 tahun timbul bisul di wajah, papul, vesikel, nodul di pipi, hidung dan dahi. Diagnosis kelainan di atas adalah ………. acne vulgaris

    81. Mikroorganismenya ………. Propionibacterium acne

    82. Dipengaruhi oleh hormon ………. estrogen

    83. Seorang ibu 55 tahun gatal-gatal di telapak tangan setelah mencuci pakaian, IgE normal, uji tempel normal. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. DKA

    B. DKI

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    84. Laki-laki 65 tahun diantar ke rumah sakit dengan keluahn sesak nafas. 1 bulan terakhir berat badan turun drastis. Keadaan umum lemah, sesak nafas, RR: 30x/menit. Pada pemeriksaan fisik paru-paru

    85. Eritem pada mukosa (SSJ). Bila perlu injeksi pada pasien diberikan

    A. Gentamicin

    B. Klindamicin

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    86. Pemeriksaan punggung bayi

    A. Leopold I

    B. Leopold II

    C. Leopold III

    D. Leopold IV

    E. Periksa dalam

    87. Terdapat cairan pada telinga disertai jaringan granulasi. Kemungkinan diagnosis

    A. OMSK maligna

    B. OMSK benigna

    C. OE

    D. ……….

    E. ……….

    88. Seorang laki-laki mengeluh demam intermiten, tubuh dan konjunktiva kuning. Bilirubin direk 4, bilirubin indirek 5,7. Alkalin fosfatase 50, hematokrit 25%. Diagnosis kelainan di atas adalah

    89. Seorang anak laki-laki umur 10 tahun tinggal di tempat kurang terurus. Gatal-gatal di sela tangan, bokong dan kelamin. Pemeriksaan fisik mendapatkan papul, vesikel, pustula, ekskoriasi. Diagnosis kelainan di atas adalah

    90. Wanita 27 tahun, mengeluh timbul vesikel dasar eritem. Minggu ke-1 bertambah banyak, minggu ke-2 menjadi gelap dan mengering. Diagnosis kelainan di atas adalah

    91. Seorang peternak 35 tahun, luka lengan bawah sejak lahir. Terdapat demam, malaise, sakit kepala, ulkus merah hitam, pemeriksaan mikroskop gram hasilnya Streptococcus basil gram (+). Kemungkinan kuman pada keadaan ini adalah

    A. Streptococcus pyogenes

    B. Streptococcus aureus

    C. Clostridium perfringens

    D. Basillus anthracis

    E. Bacillus subtilis

    92. Laki-laki 60 tahun mengeluh benjolan pada leher kanan, bertambah besar sejak 1 bulan, benjolan submandibula, terfiksir, ukuran 2 cm. Biopsi PA: sel-sel sebesar limfosit matur, uniform, difus, tidak tampak folikel limfoid. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Limfadenitis kronis nonspesifik

    B. Limfoma maligna hodgkin

    C. Limfoma maligna non hodgkin

    D. Penyakit letterer sore

    E. Penyakit hand schiler christian

    93. Penyakit dengan kencing kuning sudah 2 hari. Skera dan kulit ikterik. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan

    A. SGOT-SGPT

    B. ……….

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    94. Pria dewasa 61 tahun, muntah berdarah, mual dll. 20 tahun yang lalu didiagnosis menderita hepatitis B. penyebab hematemesis pada pasien ini adalah

    A. ……….

    B. Varises esofagus

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    95. seorang pria 23 tahun, batuk berdahak kental warna kuning selama 2 minggu. Terdapat demam ringan, keringat malam. Direncanakan foto thoraks posisi

    A. anteroposterior

    B. lateral kiri

    C. lateral kanan

    D. ……….

    E. ……….

    96. Perempuan 11 tahun, keluar cairan dan darah sedikit dari vagina, keluhan lain tidak ada. Kemungkinan diagnosis

    A. kehamilan

    B. menstruasi

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    97. Bayi 10 jam dilakukan foto knee chest position. Indikasi paling mungkin

    A. Megakolon kongenital

    B. Atresia ani

    C. Invaginasi

    D. Atresia duodeni

    E. ……….

    98. Wanita 30 tahun, sering berdebar, gemetar, berkeringat. Pada pemeriksaan fisik: denyut jantung meningkat, eksoftalmus, tremor, laboratorium: T meningkat, TSH menurun, EKG AF. Apa yang menyebabkan terjadinya gangguan jantung pada pemeriksaan?

    A. Hambatan pengisian darah ke ventrikel

    B. Kebutuhan metabolik tubuh

    C. Tamponade jantung

    D. Regurgitasi katup trikuspid

    E. Infarct miokard

    99. Laki-laki 60 tahun, keluhan lemah, mudah lelah sejak 3 bulan yang lalu. 1 minggu terakhir mengeluh nafas sengal bila bekerja sehari-hari. Keluhan sebelumnya tidak ada, riwayat perdarahan tidak ada, sakit serupa dalam keluarga tidak ada. Pada pemeriksaan fisik: pucat, lain-lain dalam batas normal. Hb= 6,6; retikulosit= 0,7%; RBC=3,4 juta, leukosit=8.100; trombosit=480.000; MCV=……..fl; MCH=28,7 fl. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Anemia hemolitik

    B. Anemia penyakit kronis

    C. Anemia sideroblastik

    D. Anemia megaloblastik

    E. Thalasemia

    100. Seorang wanita 32 tahun G2P1A0 12 minggu datang untuk pemeriksaan rutin kehamilan. Riwayat anak pertama lahir spontan, hidup, berat badan normal. Sekrang usia 3 tahun, sehat. Sebagai dokter anamnesis penting apa yang dibutuhkan untuk mengetahui risiko anemia ibu?

    A. Kebiasaan diet

    B. Riwayat anemia defisiensi kehamilan lalu

    C. Anak menderita diare

    D. Konstipasi

    E. Riwayat obat-obat sebelum kehamilan

    101. Laki-laki 25 tahun G1P0A0 hamil 8 bulan dibawa ke bidan UGD karena hipertensi dan tungkai bengkak. Riwayat kejang (-), tekanan darah 160/110; edema, proteinuria. Bagaimana penanganannya?

    A. Infus D5%

    B. Diazepam 10 mg i.m.

    C. MgSO4 4 gram dalam D40% i.m.

    D. Fenobarbital 30 mg oral

    E. Observasi ketat di ICU

    102. Anak laki-laki 12 tahun dibawa ke Puskesmas. Keluhan mudah lelah, banyak keringat, mata agak melotot, nafsu makan meningkat. Sering BAB, ujung tangan sering gemetar. Berat badan 40 kg, tinggi badan 160 cm. Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan

    A. Bikarbonat darah

    B. T3, T4, TSH

    C. Kelainan kromosom

    D. BSS

    E. Keton urin

    103. Laki-laki 65 tahun mengeluh lemas, demam selama beberapa minggu, menggunakan valvular protesis 5 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik: ptekie dada dan perut, kultur darah, cocci gram (+), katalase (+), koagulasi (-). Bakteri tidak bisa fermentasi manitol dan dihambat oleh novobicum. Kemungkinan bakteri

    A. Streptococcus pneumoniae

    B. Streptococcus agalactial

    C. Streptococcus aureus

    D. Staphylococcus saprophyt

    E. Staphylococcus epidermidis

    104. Laki-laki 58 tahun mengeluh nyeri dada yang menjalar ke dagu dan lengan kiri setelah makan siang. Nyeri yang sama kurang lebih 1 minggu yang lalu. Nyeri kurang lebih 5 menit, yang hilang saat istirahat, tekanan darah 120/70, nadi 100x/menit, T=37°C, TB=154 cm, BB= 71 kg. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Pleuritis

    B. Pneumonia

    C. Angina pektoris

    D. Ulkus peptikum

    E. Refluks esofagus

    105. Laki-laki 35 tahun didiagnosis hemoroid eksterna stadium III, setelah 1 minggu terjadi perdarahan dubur, lemah, pusing. Laboratorium Hb= 6; MCV = 71 fl, MCH= 32 pg, LED 50, PCV 18, lekosit 12.000, trombosit 350.000. Pemeriksaan berikutnya yang harus dilakukan

    A. Elektroforesis protein

    B. Serum iron, total iron binding capacity

    C. Punksi sumsum

    D. Tes fragilitas osmotik

    E. Tes ozid ham

    106. Laki-laki 10 tahun, kaki dingin 1 jam. 4 hari yang lalu panas tinggi terus menerus, batuk (-), pilek (-), makan (-), mual muntah 5 kali warna hitam. 3 jam sakit. Berat badan 25 kg, anemia (-), akral dingin +/+, trombosit 25.000, capillary refill > 2 detik

    A. Malaria serebral

    B. Sepsis

    C. Tifoid berat

    D. Weil

    E. Sindrom dengue

    107. Laki-laki 60 tahun, post CABG, terdapat sesak nafas, panas. Kultur sputum gram (-), pigmen hijau, tetapi tidak fermentasi karbohidrat. Kemungkinan bakteri

    A. Moraxella

    B. Serratia

    C. Proteus

    D. Pseudomonas

    E. Klebsiella

    108. Seorang anak laki-laki usia 6 tahun datang dengan keluhan pucat: nafsu makan cukup,namun ada gangguan pertumbuhan. Terdapat riwayat transfusi, dijumpai splenomegali, hasil laboratorium menunjukkan anemia mikrositik hipokrom, dan terdapat target cell. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Anemia defisiensi besi

    B. Thalassemia

    C. Malaria

    D. ……….

    E. ……….

    109. Seorang laki-laki usia 30 tahun, hasil pemeriksaan HBs Ag (+). Kakek meninggal karena sirosis. Kakak meninggal karena kanker hati. Pemeriksaan apa untuk memastikan replikasi virus?

    A. Anti HBs

    B. HBc Ag

    C. Hbe Ag

    D. ……….

    E. ……….

    110. Laki-laki 60 tahun datang dengan BAB pucat. Tidak demam teraba masa di epigastrium disertai ikterik. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Kolesistitis akut

    B. Koledokolitiasis

    C. Pankreatitis akut

    D. Pankreatitis kronis

    E. Tumor pankreas

    111. Seorang wanita 55 tahun datang dengan demam, badan lemas, mual muntah, mudah capek, ikterus. Tidak ada tanda-tanda stigmata hepatitis kronis. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Hepatitis viral akut

    B. Ikterus obstruktif

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    112. Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan demam, batuk pada awalnya kering kemudian menjadi berdahak coklat. Riwayat merokok 1 bungkus per hari. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Bronkitis

    B. Bronkiektasis

    C. Karsinoma paru

    D. ……….

    E. ……….

    113. Seorang wanita 45 tahun datang dengan keluhan tidak bisa tidur, ingin bunuh diri dengan racun serangga karena ia merasa bersalah atas kematian suaminya. Ia merasa ditinggalkan teman dan mengidap kanker. Anjuran untuk pasien ini

    A. Psikoterapi

    B. Menetramkan keluarga

    C. Memberi sedatif dosis tinggi

    D. ……….

    E. ……….

    114. Ulkus kornea periferal. Diagnosis paling mungkin adalah

    A. Ulkus mooren

    B. Ulkus geograpian

    C. Ulkus bakteri

    D. Ulkus fungi

    E. ……….

    115. Seorang wanita 30 tahun mata merah mendadak, visus 1/60. Terdapat Injeksi silier dan konjunktiva, COA dangkal, sakit kepala, mual dan muntah. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Glaukoma akut

    B. ……….

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    116. Pasien 17 tahun, kejang-kejang, tonik klonik. Kejang selama 20 menit, mulut berbusa. Terapi

    A. Diazepam i.v. 1 ampul saja

    B. Fenitoin loading dose

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    117. Seorang perempuan, karyawati dipindahtugsakan ke bagian operator. Sejak itu sering melamun, mengoceh sendiri, jika teman mengobrol di dekatnya ia merasa curiga. Gangguan kejiwaan pada keadaan ini adalah

    A. Flight of ideas

    B. Waham paranoid

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    118. Terapi pada pasien ini

    A. Antidepresi

    B. Antianxiety

    C. ……….

    D. ……….

    E. ……….

    119. Seorang wanita 57 tahun, mata kanan kabur, nyeri mata, warna pelangi, mual muntah. Sebelumnya mata kanan normal, visus= 2/60, tekanan= N+3, hiperemis, edemam kornea, pupil midriasis, bilik dangkal. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Glaukoma sudut terbuka

    B. Glaukoma sudut tertutup akut

    C. Glaukoma absolut

    D. Glaukoma sekunder

    E. Glaukoma maligna

    120. Seorang laki-laki 3 bulan, pipi kanan terdapat lesi eksimatosa disertai nanah. Orang tua memiliki gejala asma. Penyebab keadaan ini adalah

    A. S. aureus

    B. S. hemoliticus

    C. Candida albicans

    D. Tricosporum sp.

    E. Tricophyton sp.

    121. Seorang wanita usia 38 tahun, sakit kepala 2 tahun, hemiparese kanan, UMN, papil edema. Kemungkinan penyebab

    A. CVD

    B. Tumor Intra kranial

    C. Ensefalitis

    D. Neuropati

    E. Migren hemiplegia

    122. Di puskesmas yang Anda pimpin akan dilaksanakan penyuluhan diare. Agar penyuluhan berhasil, maka kita harus menentukan sasaran penyuluhan. Apa metode penyuluhan paling tepat

    A. Wawancara

    B. Konseling

    C. Role play

    D. Ceramah

    E. Seminar

    123. Perempuan 40 tahun menjalani operasi pomeroy, didapatkan jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik, hasilnya epitel kolumner bersilia. Berasal dari jaringan apa sediaan mikroskopik tersebut?

    A. Serviks uteri

    B. Endometrium

    C. Tuba falopii

    D. Ovarium

    E. Vagina

    124. Seorang perempuan 56 tahun setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan keganasan di mulut rahim. Dokter menerangkan diagnosa, pasien tertegun dan berulang mengatakan “Apa memang benar saya menderita penyakit tersebut?”

    A. Merujuk ke psikiater

    B. Melakukan tes psikologi

    C. Menyarankan memperbanyak ibadah

    D. Menyarankan melakukan aktivitas

    E. Melakukan konseling individu

    125. Seorang anak 10 tahun, datang dengan keluhan gatal-gatal di fosa poplitea dan cubiti. Keluhan berulang kali, sering pilek. Ayah penderita menderita asma bronkial. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan plak eritem dengan batas difus, erosi, skuamosa dan likenifikasi. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Dermatitis eksamatosa

    B. Dermatitis atopik

    C. Dermatitis seboroika

    D. Dermatitis kontak

    E. Dermatitis numular

    126. Seorang laki-laki 50 tahun datang ke RS deng keluhan benjolan pada sendi kaki dan tangan sejak 2 bulan, sakit dan merah. Zat apa yang berhubungan dengan penyakit pasien?

    A. Kolesterol

    B. Gula darah

    C. Asam urat

    D. Ureum

    E. Bilirubin

    127. Bayi 2 bulan, keluhan utama, bagian hitam bola mata kanan lebih besar. Mata berair, tidak kuat cahaya, sering berkedip. Pada pemeriksaan kornea mata kanan keruh dan ukuran lebih besar dari kiri. Pemeriksaan apa yang tepat untuk diagnosa?

    A. USG

    B. TIO

    C. CT Scan/MRI

    D. Lapang pandang

    E. Elektroretinogram

    128. Laki-laki 50 tahun, mengalami kolik abdomen kanan atas, urin kemerahan. Pada foto polos abdomen terdapat banyak radioopaq dengan ukuran 1 cm di subkostal XII kanan. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Kolelitiasis

    B. Hepatolitiasis

    C. Nefrolitiasis kanan

    D. Ureterolitiasis

    E. Abses hepar yang kalsifikasi

    129. Laki-laki 60 tahun dengan keluhan utama badan lemah, nyeri persendian. Hasil laboratorium: anemia, serum protein dan protein urin abnormal. Pada x Ray foto kepala terlihat proses multipel bentuk punched out. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Osteosarkoma

    B. Lesi akibat penyakit hemolitik

    C. Multipel mieloma

    D. Penyakit ginjal kronik

    E. Lesi akibat osteomielitis

    130. Seorang wanita 30 tahun, muntah darah. Riwayat hepatitis B kronis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lemah, TD: 140/90, N: 98x/menit, konjunktiva pucat, rambut ketiak (-), gineko (+), spider nevi (+), peranjakan 5 cm. Penyebab hematemesis?

    A. Sindrom Mallroy

    B. Pecahnya varises esofagus

    C. Esofagitis

    D. Perforasi ulkus gaster

    E. Perforasi ulkus duodenum

    131. Tes pematangan paru

    A. Tes apung paru

    B. Getah paru

    C. Toksikologi

    D. DNA

    E. Makroskopi plasenta

    132. Faktor-faktor yang menyebabkan asbestosis

    A. Beban kerja utama

    B. Beban kerja tambahan

    C. Toksik yang termakan

    D. Toksis yang terserap

    E. Toksis yang terhirup

    133. Laki-laki 30 tahun mengeluh sesak mendadak, batuk berdahak banyak, mengi (+), riwayat alergi makanan. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Pneumonia

    B. Koch

    C. Asma

    D. PPOK

    E. Ca paru

    134. Seorang laki-laki, 51 tahun datang dengan keluhan utama perut membesar, riwayat hepatitis kronis, liver span mengecil

    135. Laki-laki 20 tahun, demam tinggi hilang timbul 1 minggu yang lalu. Nafsu makan tidak ada, perut terasa penuh, kembung, mual, 3 hari tidak BAB. Malam mengigil, antipiretik tidak sembuh. Pemeriksaan yang paling tepat

    A. VDRL

    B. Widal

    C. Well-felix

    D. Wasserman

    E. Kahn

    136. Laki-laki 43 tahun mengeluh sesak nafas setelah menaiki tangga. Keluhan ini sudah dialami sejak 1 bulan yang lalu. Sesak berkurang bila istirahat. JVP meningkat, bising jantung (+). Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. Kompensasi jantung

    B. Dekompensasi ventrikel kiri

    C. Dekompensasi ventrikel kanan

    D. Atrial fibrilasi

    E. Ventikel fibrilasi

    137. Anak-anak 2 tahun, perkembangan mental tidak sama dengan teman sebaya. Setelah diperiksa IQ= 55, hasil periksa urin di wood’s lamp berwarna kebiruan. Penderita ini mengalami inborn error of metabolism

    138. Wanita 30 tahun datang dengan benjolan pada leher depan. 1 minggu yang lalu menderita nyeri dan demam. Tidak ada keluhan jantung berdebar dan berkeringat. Pemeriksaan fisik mendapatkan masa bulat, kenyal, mudah digerakkan, ukuran 3×3x2 cm dan ikut bergerak bila menelan. LED meningkat, leukositosis, T3 dan T4 meningkat. Diagnosis keadaan di atas adalah

    A. Goiter difusa toksik

    B. Goiter nodosa toksik

    C. Goiter nodosa non toksik

    D. Karsinoma tiroid

    E. ……….

    139. Anak 2 tahun mengalami retardasi mental sejak 6 bulan yang lalu, IQ= 55, pada pemeriksaan urin fenil piruvat positif, anak ini mengalami inborn error of metabolism. Asam amino apa yang terganggu?

    140. Pasien usia 25 tahun mengeluh nyeri telinga hebat, pendengaran normal. Pada otoskopi tidak didapatkan perforasi. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. OE sirkumskripta

    B. OE difusa

    C. Perikondritis

    D. OMSA

    E. ……….

    141. Pasien 20 tahun seorang petinju, mengeluh benjolan pada daun telinga kiri, tidak ada nyeri, fluktuasi, dan demam. Kemungkinan diagnosis

    A. Aterom

    B. Abses

    C. Perikondritis

    D. Hematoma

    E. Keloid

    142. Anak 5 tahun, nyero telinga, demam, lemah, tidak ada nafsu makan, membran timpani merah menonjol, tidak ada perforasi. Diagnosis kelainan di atas adalah

    A. OMSA

    B. OMK

    C. Furunkel

    D. Miringitis

    E. OMS

    143. Laki-laki 6 tahun, timbul rambut pubis, suara pecah, jerawat, LH > 6, KSH > 6, Coscan normal, pemeriksaan normal. Keadaan ini disebabkan oleh

    A. Pubertas precock

    B. Tumor hipofise

    C. Tumor adrenal

    D. ……….

    E. ……….

    144. Kepala puskesmas kecamatan A gagal dalam melaksanakan suatu program kesehatan masyarakat setelah dilakukan evaluasi, diketahui salah satu penyebab adalah karena berkurangnya dukungan dari dinkes, camat dan lurah setempat. Strategi apa yang harus diambil pada keadaan ini

    A. Advokasi

    B. Kemitraan

    C. Pemberdayaan masyarakat

    D. Dukungan sosial

    E. Komuniasi

    145. Pasien wanita memakai lensa kontak sudah 3 tahun, lalu mata merah dan kabur. Apa yang perlu ditanyakan untuk menunjang diagnosis

    A. Yang muncul merah dulu atau kabur dulu

    B. Apakah menjalar sampai sakit kepala

    C. Apakah tahu cara merawat lensa kontak

    D. Apakah tahu cara menggunakan lensa kontak

    E. ……….

    146. Benjolan pada payudara, batas tegas, keras tidak nyeri. Kemungkinan diagnosis

    A. Karsinoma invasif

    B. Karsinoma in situ

    C. Karsinoma papilitis

    D. ……….

    E. ……….

    147. Hasil yang diharapkan didapatkan dari pemeriksaan urin penderita SN

    A. Oval fat bodies

    B. Leukosit

    C. Eritrosit

    D. Sel skuama

    E. ……….

    148. Seorang anak 6 tahun, pitak di kepala, alopesia, diameter 3 cm, terdapat titik hitam di tengah, KOH menunjukkan hifa sejati dari batang rambut. Penatalaksanaan keadaan ini adalah

    A. Krim mikonazol

    B. Tablet ketokonazol

    C. Shampo bifonazol

    D. Tablet griseofulvin

    E. Tablet amfoterisin B

    149. Pasien lumpuh 4 ekstremitas. Saran anda

    A. Berobat jalan

    B. Rawat di klinik pribadi

    C. Di puskesmas dengan fasilitas perawatan

    D. RS tipe D

    E. RS dengan ICU

    150. Rash di pipi, terdapat vesikel dan deskuamasi. Kemungkinan diagnosis

    A. Ektima

    B. Erisipelas

    C. Akne

    D. Lupus

    E. DK

    151. Perlemakan hati

    A. Gangguan pembentukan lipotropik

    B. Gangguan oksidasi asam lemak

    C. Gangguan pembentukan apoprotein B

    152. Pasien sakit jantung diberikan diretika, badan menjadi lemas kemungkinan terjadi………. hipokalemia

    153. Wanita 14 tahun, hidung tersumbat. Temannya ternyata merasa bau, pasien tidak merasa bau. Pada rinoskopi anterior cavum nasal dekstra terdapat krusta kehijauan. Diagnosis keadaan di atas adalah

    154. Bakteri yang paling sering pada keputihan

    155. Bakteri yang paling sering pada infeksi saluran nafas

    156. Bakteri yang paling sering pada karditis

    157. Acne vulgaris, Ptiriasis rosasea, comedocal

    158. Laki-laki 65 tahun datang dengan

    159. Seorang wanita usia 40 tahun mederita sulit menelan

    160. Setelah resusitasi, tekanan darah yang diharapkan

    161. Pada pemeriksaan kusta, jenis sel yang ditemukan

    162. Pada dermatitis atopi, jenin imunoglobulin yang meningkat

    163. Pada keganasan ginekologi, Schular duval bodies khas untuk tumor apa

    164. Apa yang dimaksud volkman ischemi

    165. Obat skabies yang aman untuk ibu hamil

    166. Pada stroke arteri apa yang biasanya pecah

    167. Pada toksoplasmosis, imunoglobulin apa yang perlu diperiksa

    168. Jenis NSAID yang menyebabkan kelainan jantung

    169. Pasien tidak sadar, memiliki riwayat DM………KAD

    170. Pasien sering lapar, haus, kurus, luka tidak sembuh……….DM

    171. Pasien HIV meninggal……….lakukan universal precaution

    172. Pasien dengan gejala DBD, tindakan pencegahan berupa……….pemberantasan sarang nyamuk

    173. Sulit menelan, 1 sisi tonsil kiri membesar………. abses peritonsil

    174. Orang tinggal di India, timbul bercak, MH, terapi?

    175. Main di pasir, cacingan, jenis cacing

    176. Pemeriksaan pada psoriasis

    177. Merah di punggung………. Ptiriasis rosea

    178. Lidah palut, kurang mineral apa?

    179. Kehr’s sign


    -

    Sumber : Angkatan 2001. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

    Baca Selengkapnya...